Palembang, Sonora.ID - Memiliki investasi sering kali kalah dengan hutang, karena dinilai hutang lebih cepat dibanding investasi.
Menurut Pakar Perencanaan Keuangan, Eko Pratomo dalam webinar dengan topik investasi, bahwa masyarakat banyak yang belum memikirikan hal hal kedepan, masyarakat masih banyak butuh uang dalam kondisi sekarang.
“Masyarakat belum menjadi kebiasaan, karena tidak diajarkan mulai dari sekolah, penting bagi masyarakat untuk mengelola penghasilannya,” ujarnya.
Baca Juga: Triwulan 1, Realisasi Investasi Sulsel Turun Drastis Hingga 63 Persen
Dalam kesempatan tersebut pihaknya menambahkan bahwa banyak paradigma yang salah tentang investasi, masyarakat banyak beranggapan bahwa investasi hanya untuk orang yang banyak uang, padahal sebetulnya yang butuh investasi adalah masyarakat banyak, yang punya kebutuhan di masa depan.
“Anak SD, selama 6 tahun akan bersekolah, kemudian akan masuk SMP, kita tahu bahwa akan ada perpindahan, kita tahu butuh biaya berapa? Maka kita harus berinvestasi untuk kebutuhan masa depan tersebut,” ujarnya.
Menurutnya tidak ada kata terlambat untuk memulai berinvestasi, dengan pandemi seperti sekarang banyak kesempatan dengan Work From Home untuk mencari informasi, atau belajar investasi.
Baca Juga: Luhut Sebut Virus Corona Akan Melemah di Bulan April, Begini Penjelasannya
Dirinya mengatakan bahwa banyak masyarakat enggan berinvestasi karena tidak tahu ingin berinvestasi apa.
“Kembali ke masalah edukasi, tidak ada di sekolah diajarkan mengelola penghasilan, tapi memahami mengelola keuangan harus dilakukan bersama sama semua pihak, tidak bisa kita hidup tanpa perencanaan,” ujarnya.
Sementara itu menurut Muh. B teguh seorang pakar perencanaan keuangan mengatakan bahwa terkait investasi masyarakat harus mengubah mindsetnya sehingga tujuan investasi bisa tercapai.
Baca Juga: Saham Terjun Bebas, Berikut Cara Terhindar dari Investasi Bodong
“Apapun jenis investasinya adalah alat untuk mencapai tujuan atau gol, missal kita membeli reksadana, saham dan lain lain apa tujuannya?, missal untuk menyekolahkan,” tambahnya.
Dirinya menambahkan bahwa kita perlu menyelaraskan antara investasi dan tujuan keuangan, dan jangan berpikir bahwa investasi adalah untuk mendapat untung besar.
Menurutnya investasi juga bukan untuk menumpuk uang, namun untuk dikonsumsi di kemudian hari.
“Investasi harus smart, terukur dan tidak ngasal, sehingga tujuannya bisa tercapai,” ujarnya.
Baca Juga: Ada Gubernur Berlagak Presiden, Bikin Susah Kembangkan Investasi Daerah