Prototype perangkat ini diperkenalkan oleh tim FKG dan FT Unhas kepada Rektor Unhas dan jajaran pimpinan, Selasa (9/6).
Muh. Ansar selaku ketua tim menjelaskan, pembuatan produk inovasi ini dilandasi kondisi yang dihadapi para tenaga medis, khususnya dokter gigi.
“Keunggulan alat kami adalah biaya pembuatan relatif sangat murah dibandingkan produk sejenis yang umumnya masih kita impor. Selain itu, kemampuan alat ini setara dengan mesin-mesin sejenis. Alat ini sangat dibutuhkan oleh tenaga medis, terutama dalam bidang kesehatan gigi,” kata Ansar.
Baca Juga: Guru Besar Kedokteran Unhas Sebut Plasma Darah Bisa Gantikan Vaksin
Menurut Ansar, dalam situasi pandemi, ancaman keselamatan tenaga medis ketika merawat pasien menjadi lebih besar. Apalagi jika pasien adalah Orang Tanpa Gejala (OTG) yang merupakan pembawa virus Covid-19.
“Karena ini prototype, biayanya mencapai hampir 20 juta. Namun untuk produksi selanjutnya, kami perkirakan di bawah 10 juta rupiah. Komponen lokal yang dikandung adalah 60%, sementara 40% komponen masih harus kita datangkan dari luar,” lanjut Ansar.
Ansar menambahkan, prototype E-Magic UH1 telah diuji coba pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Unhas dan dapat bekerja sempurna.
Baca Juga: Tim Unhas Serahkan Audit Konstruksi Stadion Andi Matalatta Mattoanging