Masuki Era New Normal, Perusahaan Perlu Membangun Strategi Baru untuk Bertahan

13 Juni 2020 18:44 WIB
ilustrasi bisnis
ilustrasi bisnis ( freepik.com)

Bandung, Sonora.ID - Banyak perusahaan yang terpaksa gulung tikar akibat pandemi Covid-19, namun banyak pula perusahaan yang mampu bertahan karena telah mengubah strategi dagangnya, menyesuaikan dengan kondisi 'New Normal'.

Hal ini terungkap dalam Webinar yang digelar oleh Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (13/6/2020), dengan tema “Returning the Business in the New Normal Situation” dengan para narasumber dari perusahaan-perusahaan yang mampu bertahan dalam pandemi.

Salah satu narasumber yaitu CEO Blue Bird, Noni purnomo mengakui bisnisnya terganggu selama pandemi.

Namun ia bisa bertahan dengan tetap mempertahankan 40.000 pegawai. Ia tetap memberikan tunjangan hari raya (THR) hingga beasiswa kepada anak para pegawai.

"Blue Bird memiliki neraca yang sangat kuat dan konservatif dalam pengelolaan cashflow sehingga masih bertahan sampai sekarang. Selain itu, Blue Bird masih bertahan karena hubungan baik dengan berbagai pihak dan kerja sama yang sudah terjalin," papar Noni.

Baca Juga: Pertamina Ciptakan Program Kemitraan untuk Pelaku UMKM, Ini Manfaat yang Bisa Didapatkan

Untuk mempersiapkan bisnis yang akan datang, Blue Bird menyiapkan berbagai strategi.

Selain menerapkan protokol kesehatan, Blue Bird juga mulai mengoptimalkan the new digital business, seperti memaksimalkan pembayaran EDC, kode QR, e-voucher, hingga pengiriman barang dengan meminimalkan interaksi dengan konsumen.

Sementara itu, CEO Airasia Indonesia Veranita Yosephine mengatakan, dampak pandemi ini sangat besar terhadap bisnis penerbangan.

Berbeda degan krisis sebelumnya di tahun 2008 yang tidak begitu memengaruhi pasar domestik.

“April 2020 kami memutuskan untuk hibernasi. Saya sempat bertanya-tanya, keputusan saya apakah benar, karena airlines lain masih terbang,” ungkap Vera.

Namun, keputusannya sudah benar. Saat ini pihaknya mempersiapkan berbagai strategi dalam menghadapi new normal. Termasuk menggenjot bisnis baru berupa passenger charter, cargo charter and special logistic movement.

Menurut Vera, bisnis tersebut sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun tidak menjadi prioritas karena sebelumnya Airasia fokus pada penerbangan regular.

Baca Juga: Digitalisasi Jadi Fokus Utama Pemerintah untuk Selamatkan UMKM

Sedikit berbeda dengan narasumber yang lain, Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengaku, perusahaannya sudah bersiap dengan Covid-19 sejak Desember 2019.

Saat itu, perusahaannya mendapatkan kabar apa yang terjadi dengan logistik di Wuhan akan menyebar.

“Januari kami bersiap. Barang impor mulai melambat dari China. Beberapa bulan kemudian, corona masuk ke Indonesia. Terjadi perubahan kebiasaan di tengah masyarakat. Nah, sekitar Februari-Maret, pengiriman obat dan masker melonjak. Kemudian di April pengiriman frozen food meningkat. Jam sibuk pengiriman pun berubah. Jika dulu pengiriman banyak dilakukan pada Senin-Rabu, kini di weekend," papar Eri.

Baca Juga: Pengamat: Pemerintah Harus Buat Strategi Agar UMKM Terus Berjalan di Tengah Pandemi

“Dulu itu kan masyarakat melihat-lihat barang di weekday, kemudian weekend mengecek di pasar tradisional. Baru melakukan pembayaran. Tapi sekarang berubah, tidak ada pengecekan ke pasar. Untuk pembayaran pun masyarakat kami paksa untuk cashless,” tuturnya.

Selama pandemi, bisnis logistik tentu mendapatkan tantangan. Mulai dari geografis Indonesia, terbatasnya armada, dan beberapa daerah menerapkan lockdown.

Sementara itu, Dekan SBM ITB Prof. Utomo Sarjono Putro mengungkapkan, perusahaan yang bertahan selama pandemi Covid-19 harus segera melakukan penyesuaian dengan cepat dan tepat antara bisnis dan lingkungan. Apalagi saat ini tengah bersiap memasuki era new normal. Fokus utamanya, bagaimana peranan pemimpin perusahaan di era mendatang, mencari solusi bersama dengan stakeholder, inovasi, dan lainnya.

Baca Juga: Pengamat Ekonomi Indonesia: Covid-19 Tampar Daya Beli Masyarakat

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm