Makassar, Sonora.ID - Penyemprotan disenfektan di Kota Makassar kembali akan dimaksimalkan. Hal ini dilakukan menyusul tren kasus Covid-19 mengalami peningkatan signifikan.
Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar, Yusran Jusuf mengatakan penyemprotan massal secara serentak akan dimulai 20 sampai 21 Juni 2020. Dilakukan setiap Sabtu dan Minggu selama sebulan penuh di seluruh titik di Kota setempat.
Sebanyak 3000 lebih personel gabungan yang dilibatkan. Terdiri dari petugas Satpol PP, Dinas Perhubungan, Dinas Pemadam Kebakaran, BPBD, camat dan lurah. Selain itu didukung pihak TNI dan Polri.
Baca Juga: Selain Peningkatan Pasien Sembuh, Enam Kelurahan Surabaya Nol Kasus Covid-19
“Jadi mulai dari jam 9 pagi kita akan melakukan penyemprotan dengan menggunakan mobil damkar. Kita juga siapkan untuk penyemprotan di lorong- lorong,” ujar Pj Wali Kota saat melakukan rapat kordinasi bersama para Forkopimda Kota Makassar, Sekda Kota Makassar, Asisten 1, SKPD dan Camat, di Posko Covid 19, Kamis (18/6/20).
Pj Wali Kota juga menekankan akan memberi sanksi kepada para pelanggar protokol kesehatan. Jika ditemukan melanggar akan ditegur terlebih dahulu, jika masih membandel, diberikan penindakan tegas seperti diminta untuk segera pulang.
Baca Juga: Selain Peningkatan Pasien Sembuh, Enam Kelurahan Surabaya Nol Kasus Covid-19
“Kita tidak akan menyiram toko dan bahan makanan jualan orang tapi yang kita tindaki itu orangnya," ujarnya.
Yusran berharap disinfektan massal ini memberikan hasil yang signifikan untuk menghentikan laju penyebaran virus Covid-19 di Makassar.
“Intinya kita mau virus cepat hilang. Kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan sangat penting, baik itu menggunakan masker, cuci tangan, jaga jarak, makan bergizi dan berolahraga setiap hari,” harapnya.
Baca Juga: Kabar Baik, Jumlah Pasien Sembuh di Denpasar Terus Meningkat
Diketahui, total positif Covid-19 di Kota Makassar telah menembus 1.909 kasus, berdasarkan data yang dirilis hingga Kamis 18 Juni 2020.
Gugus Tugas Covid-19 menyebut Panakkukang menjadi kecamatan dengan kasus corona tertinggi mencapai 211 kasus. Disusul Rappocini dan Tamalate masing-masing 205 dan 201 kasus. Diikuti kecamatan lainnya.
Masih merujuk data tersebut, dilaporkan juga ada 1.000 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 1.837 orang dalam pemantauan (ODP).
Baca Juga: Wagub Sulsel Minta Penanganan Ibu Hamil Jadi Perhatian Khusus