Banjarmasin, Sonora.ID - Tahun ajaran baru 2020/2021 untuk tingkat SMA/SMK sederajat di Kalimantan Selatan dijadwalkan tetap dimulai pada 13 Juli mendatang.
Jadwal tersebut mengikuti keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, yang memutuskan tidak merubah kalender pendidikan untuk tahun ajaran baru dimulai pada minggu bulan Juli dan berakhir pada bulan Juni.
Meskipun sebelumnya sempat ada usulan dari Ikatan Guru Indonesia (IGI) yang ingin jadwal tahun ajaran baru 2020/2021 diundur ke bulan Januari tahun depan akibat pandemi CoVID-19.
Baca Juga: Gubernur Sumsel: Sinergitas Stakeholder Pertanian Perlu Terus Ditingkatkan
Kendati memulai tahun ajaran baru pada bulan depan, namun dijelaskan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan, Muhammad Yusuf Effendi, hal itu tidak serta merta berdampak pada Kegiatan Belajar dan Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah.
“Tergantung pada kondisi dan situasi yang ada, kalau masih tanggap darurat, tidak serta merta belajar langsung di sekolah,” tuturnya.
Baca Juga: Antisipasi Karhutla, Dinas Kehutanan Sumsel Mulai Lakukan Deteksi Dini
Ia juga mengungkapkan bahwa keputusan untuk mengembalikan KBM ke sekolah juga harus melihat perkembangan kasus penyebaran Covid-19 di Kalimantan Selatan.
Seperti apakah kasus yang terkonfirmasi positif terus meningkat dari data dan fakta di lapangan, termasuk juga apakah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan seluruhnya masuk zona merah karena masifnya penyebaran virus.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada peluang untuk kembali belajar daring, seperti yang selama ini diterapkan selama pandemi CoVID-19.
Baca Juga: Tagihan Naik, Puluhan Ribu Pelanggan Listrik di Jatim Komplain ke PLN
Yakni sistem belajar di rumah dengan memaksimalkan teknologi internet untuk belajar tatap muka melalui layanan konferensi video ataupun tugas-tugas yang dikirim lewat aplikasi pesan singkat.
Langkah tersebut diakuinya menjadi salah satu upaya untuk melindungi peserta didik dan juga perangkat sekolah lainnya dari risiko penularan virus, yang tentunya sangat berbahaya jika dipaksakan untuk masuk sekolah di tengah peningkatan kasus yang masih cukup tinggi.
Baca Juga: Pengelola Tempat Hiburan Diimbau Berikan Saran Terkait Penerapan Protokol Kesehatan