Surabaya, Sonora.ID - Setelah sempat pamit beberapa minggu lalu dari Kota Surabaya, dua unit Mobil Laboratorium PCR milik BNPB akhirnya kembali lagi ke Kota Pahlawan.
Kedatangannya mobil ini tak lain untuk membantu warga Kota Surabaya dalam melakukan pemeriksaan tes swab secara massal di berbagai lokasi di Surabaya.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengungkapkan dua unit Mobil Laboratorium PCR milik BNPB sudah datang lagi di Surabaya.
Bahkan, saat ini sedang melakukan tes swab di beberapa tempat. Ia menjelaskan bahwa mobil ini langsung melakukan tes swab, tidak melakukan rapid tes lagi karena jumlah reagen yang dimiliki Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya cukup besar.
Baca Juga: GTPP Covid 19 Denpasar Gencarkan Test, 286 Pedagang Pasar Ikuti Rapid dan Swab Tes
“Jadi, sekarang (mobil BNPB itu) langsung melakukan tes swab, karena kebetulan reagen kita besar,” kata Risma di Balai Kota Surabaya, Sabtu (27/06/2020).
Ia memaparkan tes swab ini terus dilakukan sembari menyisir kawasan yang di wilayah itu ada warga berstatus terkonfirmasi Covid-19. Tidak hanya tempat tinggal saja yang dilakukan penyisiran, namun lokasi atau tempat pasien bekerja pun juga demikian.
“Saya memetakan wilayahnya. Termasuk kalau dia bekerja dimana langsung kita cari,” ungkapnya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita menjelaskan bahwa dua unit Mobil Laboratorium PCR milik BNPB itu kembali lagi ke Surabaya lantaran Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini bersurat kepada Kepala BNPB.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan RT-PCR Nasional, Bio Farma Optimalkan Kapasitas Produksi
Dalam suratnya itu, Wali Kota Risma memohon kepada BNPB supaya mobil tersebut dihadirkan lagi ke Surabaya untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Surabaya.
“Hari ini langsung dioperasikan dua unit mobil tersebut, ada yang melakukan tes di Hotel Asrama haji dan ada pula yang di Gelora Pancasila,” kata Feny.
Menurutnya, semakin banyak pemeriksaan yang dilakukan, maka semakin banyak pula ditemukan kasus. Dengan begitu, maka akan bisa melakukan pengobatan sedini mungkin supaya dia bisa sembuh dari Covid-19 ini.
Baca Juga: Mendagri: Penanganan Covid-19 di Surabaya Raya Harus Terintegrasi
“Tetapi kalau tahunya sudah dalam level yang parah, maka tentu akan lebih susah untuk disembuhkan,” ujarnya.
Upaya yang tengah dilakukan ini seperti membelah gunung es. Artinya yang terpenting dari hal ini adalah terus gencar dalam 3 hal, yaitu tracing, tes dan treatmen.
“Makanya masyarakat tidak perlu takut, dari awal kita tahu bahwa kita akan mencegah kematian,” jelasnya.
Bahkan, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya ini memaparkan selama ini warga Kota Surabaya dinilai sangat pro aktif dalam melakukan pemeriksaan tes.
Baca Juga: Risma Beri Arahan Khusus pada RW Berpandemi Tinggi di Surabaya
Baik yang dilakukan pemkot, BIN maupun BNPB secara gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Ia menyebut kapasitas pemeriksaan juga ditambah menjadi sekitar 500 tes swab per hari.
“Sasarannya semua masyarakat, terutama orang dalam pemantauan (ODP), pasien dengan pengawasan (PDP) dan orang tanpa gejala (OTG),orang dengan resiko (ODR),” ungkap Feny.
Ia meminta ketika warga melakukan pemeriksaan, dipastikan agar terdaftar di puskesmas masing-masing. Tujuannya, agar dinkes dapat melakukan pemantauan terhadap orang tersebut beserta kontak erat yang bersangkutan.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Pastikan Pelayanan Kesehatan kepada Ibu Hamil Tak Terganggu
“Kami juga mengimbau baik itu swasta atau perusahaan BUMN yang sudah tes rapid atau tes swab untuk lapor ke dinkes. Bukan untuk apa-apa. Kita harus lakukan tracing untuk mencari sumber penularannya,” urainya.
Tidak hanya itu, saat ini Feny beserta tim dari BNPB yang mengoperasikan dua unit mobil it uterus merumuskan titik-titk lokasi mana saja yang dalam waktu dekat akan didatangi Mobil Lab PCR ini. Rencananya, besok akan keliling di wilayah Lapangan Hoki dan daerah sekitar Keputih.
“Jadi, ayo kita bersama-sama melawan Covid-19 ini, karena sebetulnya garda terdepan itu adalah masyakatnya sebagai pemutusan penularan Covid-19,” pungkasnya.
Baca Juga: Bisa Sentuh Jutaan, Komisi IX DPR: Jangan Sampai Biaya Tes PCR Bebani Rakyat