MAKASSAR, Sonora.ID - Orangtua memiliki peran penting dalam proses tumbuh kembang anak. Sistem pola asuh anak juga sangat memperngaruhi terjadinya stunting pada anak.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kabupaten Gowa Priska Paramitha Adnan mengatakan, meningkatnya jumlah anak stunting dalam suatu daerah dikarenakan tidak adanya pedoman pasti pola asuh dalam membesarkan anak.
Salah satunya di Kabupaten Gowa, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018 angka stunting di wilayah ini mencapai 44, 5 persen. Sehingga daerah ini berada di urutan keempat tertinggi stunting di Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca Juga: Melalui Rembuk Stunting, Pemkot Bandung Serius Tekan Angka Stunting
Priska menyebutkan, kebanyakan ibu yang membesarkan anaknya berpedoman kepada orangtua terdahulu, tentang bagaimana cara membesarkan anaknya sehingga banyak orang tua berbeda-beda dalam pola membesarkan anak.
"Permasalah stunting ini sendiri ketika kami turun di desa-desa banyak yang terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang apa yang harus dilakukan agar anak tidak stunting. Makanya yang kami dorong adalah memberikan edukasi terkait pola asuh anak yang benar," ujarnya.
Seperti halnya dalam proses pemberian asupan khususnya air susu. Menurutnya, masih banyak masyarakat atau ibu yang lebih memilih susu formula dibandingkan memberi Air Susu Ibu (ASI) kepada anaknya. Padahal, ASI menjadi sumber gizi yang baik bagi anak khususnya di 1000 hari pertama kehidupan anak.
Baca Juga: Temui Wapres, Wagub Sulsel Laporkan Penurunan Stunting 5 Persen
"Ternyata bagi orang-orang banyak juga yang masih berpendapat kalau susu formula adalah yang paling bagus untuk bayi. Sehingga banyak salah kaprah mengenai bagaimana caranya membesarkan anaknya," ungkapnya.
Salah satu yang harus dilakukan saat ini kata Priska adalah memberi pengetahuan kepada para orangtua tentang cara membesarkan anak yang baik. Sehingga ini akan mengurangi potensi terjadinya stunting di Kabupaten Gowa.
Olehnya dirinya meminta para kepala desa bersama anggota PKK memanfaatkan posyandu di wilayah masing-masing untuk bisa memberikan pengetahuan kepada orangtua tentang pemberian gizi yang baik. Salah satunya disetiap posyandu di siapkan meja enam posyandu.
Meja ini berisi menu-menu makanan pendamping ASI bagi bayi sesuai umur. Seperti menu MP asi untuk anak 6 bulan keatas, kemudian menu MP asi usia 8 bulan, kemudian menu MP asi umur 10 bulan dan menu makanan anak usia 1 tahun ke atas.
Baca Juga: Terjawab Ini Sebab Angka Gizi Buruk dan Stunting di Tangerang Tinggi
"Banyak juga ibu-ibu yang memberikan MP asi atau makanan tambahan pendamping ASI itu baru umur 4 bulan sudah diberikan makanan tambahan padahal pencernaannya dari bayi itu sendiri tentu belum siap untuk menerima makanan tambahan. Ini juga yang kami edukasikan ke orangtua," jelasnya.
Tak hanya itu, orangtua juga diberikan pemahaman kepada agar membiasakan anak sejak dini mengkonsumsi sayuran dan kebiasaan hidup sehat.
"Kalau kita hidup sehat otomatis sistem imun kita Juga baik dan otomatis kita akan terhindar dari segala macam bentuk penyakit termasuk stunting," tegas Priska Adnan.
Baca Juga: Stunting di Karawang Hingga 13 Persen, Ini Kunci Mencegah Stunting