PT Pindad Kerjasama Dengan Bppt Membangun Lab Mobile Bsl-2 (
)
Bandung, Sonora.ID - PT Pindad (Persero) menjalin kerjasama dengan BPPT di bidang pengkajian, penerapan dan perekayasaan teknologi yang ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (NK) oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero) Abraham Mose dan Kepala BPPT Hammam Riza.
Kerjasama ini bertujuan untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi di Indonesia dalam rangka menunjang pengembangan dan pembangunan industri nasional.
Setelah penandatanganan NK juga dilaksanakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang pengembangan dan penerapan teknologi desain, enginering dan manufaktur Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2) berbasis kendaraan bus.
Abraham Mose dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kerjasama yang dilakukan Pindad dengan BPPT selama ini.
Pertemuan ini juga dalam rangka membangun Lab Mobile (BSL-2) yang sangat dibutuhkan dalam kondisi pandemic Covid-19.
“Banyak sekali kerjasama, kontribusi dan support dengan BPPT. Hari ini lebih spesifik lagi dalam rangka kerjasama, salah satunya pembangunan Lab Mobile (BSL-2). Pembangunan mobile laboratory merupakan terobosan yang sangat baik, melihat kondisi saat ini sehingga pengerjaannya harus segera dilaksanakan dan diharapkan dapat memberikan manfaat yang banyak, Kita akan push internal Pindad supaya mempercepat produksinya,” ucap Abraham.
Selain itu, Abraham juga menyampaikan bahwa Pindad diminta untuk bersama dengan Kementerian Pertahanan dan Kementerian Perindustrian untuk menggunakan alat-alat pertanian dan alat-alat berat produksi Pindad untuk pembukaan lahan baru di Kalimantan yang merupakan program pemerintah untuk mendukung ketahanan pangan.
Sementara itu Kepala BPPT, Hammam Riza menyampaikan maksud pelaksanaan penandatanganan ini merupakan salah satu upaya dalam membangun inovasi anak negeri untuk percepatan penanganan Covid-19.
“Covid-19 membutuhkan proses untuk ditangani, dicegah, diputus rantai penyebarannya melalui pengujian sampel SWAB yang kita kenal dengan PCR test. Untuk melaksanakan PCR test ini kita membutuhkan sarana laboratorium untuk melaksanakan testing dan tracing terutama daerah yang menjadi epicentrum dan jauh yang selama ini butuh waktu untuk hasil pengujiannya 7 - 14 hari,” ujar Hammam Riza.
“Lab Mobile (BSL-2) mengikuti standard dari WHO dan Kementerian Kesehatan yang menjamin kemanannya, akurat dan harus bisa tersertifikasi. Alhamdulillah model pertamanya sudah digunakan untuk pengujian PCR secara massal yang kemarin juga dihadiri oleh Kasad, Jenderal TNI Andika Perkasa. BPPT ingin melakukan hilirasi dan membutuhkan mitra terpercaya yang memiliki kemampuan yaitu Pindad. Kami harapkan dengan kemampuan Pindad dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas dari Lab Mobile (BSL-2) yang kemudian rencananya akan disebar di seluruh Provinsi yang ada di Indonesia,” lanjut Hammam Riza.
BPPT juga terus mendorong upaya membangun ekosistem seperti begitu pentingnya kedaulatan, kemandirian pangan dan kesehatan.
Penggeraknya, inovatornya akan datang dari industri-industri strategis, salah satunya Pindad.
Pada kesempatan yang sama dilaksanakan juga penandatanganan kontrak payung tentang produksi, penyediaan paket kelengkapan produk dan layanan purna Mobile Laboratorium Bio Safety Level 2 (BSL-2).
Perjanjian ini bertujuan untuk ikut mendorong mewujudkan kemandirian manufaktur produk dalam bidang Kesehatan khususnya teknologi Mobile Biosafety Level 2 Laboratory.
Ruang lingkup perjanjian meliputi produksi produk Mobile Biosafety Level 2 Laboratory, penyiapan kelengkapan produk, penyediaan layanan purna jual.
Kegiatan diakhiri dengan melakukan kunjungan ke fasilitas produksi.
Selain meninjau fasilitas produksi, Kepala BPPT dan jajaran juga mencoba performa senjata dan kendaran tempur buatan Pindad.