Di Kota Semarang sendiri selama pandemi Covid-19 ini tidak ada pasar yang ditutup secara permanen.
Hanya saja ketika dilakukan rapid test massal, ditemukan pedagang yang positif Covid-19 sehingga pasar tersebut ditutup sementara selama tiga hari.
“Selama tiga hari tersebut dilakukan penyemprotan disinfektan secara berturut-turut. Sejumlah pasar yang sempat ditutup sementara dan telah dilakukan penyemprotan secara bertahap kami buka kembali,” terang Pravarta.
Pravarta menilai pasar tradisional menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19 di Kota Semarang.
Baca Juga: Kisah Horor: Teriakan Perempuan Menemani Saat Lembur di Kantor, Mengintip dari Pintu
Sebab pasar menjadi salah satu tempat bertemunya banyak orang dari berbagai wilayah.
“Kami telah meminta setiap pedagang dan pengunjung untuk taat terhadap protokol kesehatan. Kalau saat ini, saya rasa semua orang telah memahami protokol kesehatan. Keluar rumah pakai masker, ke mana-mana wajib pakai masker, termasuk masing-masing supaya bisa mengatur jarak atau physical distancing,” jelasnya.
Ia menuturkan, kendala utama sejauh ini adalah menjaga disiplin dari masing-masing pribadi masyarakat.
“Setiap hari, petugas kami terus memantau di lapangan, mulai dari kepala pasar, kebersihan hingga juru pungut, harus selalu mengingatkan pedangan. Termasuk kami minta antar pedagang harus saling mengingatkan,” pungkasnya.
Baca Juga: Ganggu Akses Masyarakat, Satgas Desa Tertibkan Pedagang Bermobil