Semarang, Sonora.ID - Meski sebelumnya sejumlah pasar tradisional sempat ditutup sementara karena dinilai sebagai klaster penyebaran Covid-19, Dinas Perdagangan Kota Semarang mengklaim bahwa perputaran ekonomi di pasar tradisional telah mulai berjalan normal.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Pravarta Sadman menerangkan, saat ini pihaknya sedang fokus untuk meningkatkan dan mensosialisasikan disiplin protokol kesehatan baik bagi pedangang maupun pengunjung pasar tradisional di Kota Semarang.
“Kalau petugas menemukan pengunjung tidak memakai masker ditegur. Kalau pedagang tidak memakai masker akan diberikan sanksi penutupan lapak saat itu juga. Dia baru boleh berjualan besoknya lagi dengan tentunya memakai masker,” ungkap Pravarta, Selasa (30/6/2020).
Pravarta menjelaskan, pemetaan pasar tradisional sudah dilakukan sejak diberlakukannya kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM).
Baca Juga: Jokowi: Indonesia Berpeluang Besar Lewati
“Misalnya pengaturan jarak menyesuaikan lokasi masing-masing pasar. Ketentuan mengenai protokol kesehatan juga selalu kami sosialisasikan, baik kepada pedagang maupun pengunjung untuk bisa menaati,” terangnya.
Ia juga mengungkapkan jika di setiap pasar telah disediakan fasilitas seperti wastafel dan sabun untuk mencuci tangan. Termasuk juga penyediaan masker dan face shield.
“Kami atur supaya alur di pasar nyaman.”
Menurut Pravarta, kondisi perputaran roda ekonomi terutama di sektor pasar tradisional sejauh ini terpantau masih relatif normal.
Baca Juga: Wali Kota Semarang Resmikan Taman Kuliner Tulus Harapan Sekaligus Imbau Warga Tetap Waspada Covid-19
“Penurunan ekonomi tetap ada, namun secara umum aktivitas pasar tetap berjalan normal. Tidak ada pasar yang tutup permanen. Secara detail, kami memang belum mengamati satu per-satu,” ujarnya.
Di Kota Semarang sendiri selama pandemi Covid-19 ini tidak ada pasar yang ditutup secara permanen.
Hanya saja ketika dilakukan rapid test massal, ditemukan pedagang yang positif Covid-19 sehingga pasar tersebut ditutup sementara selama tiga hari.
“Selama tiga hari tersebut dilakukan penyemprotan disinfektan secara berturut-turut. Sejumlah pasar yang sempat ditutup sementara dan telah dilakukan penyemprotan secara bertahap kami buka kembali,” terang Pravarta.
Pravarta menilai pasar tradisional menjadi salah satu klaster penyebaran Covid-19 di Kota Semarang.
Baca Juga: Kisah Horor: Teriakan Perempuan Menemani Saat Lembur di Kantor, Mengintip dari Pintu
Sebab pasar menjadi salah satu tempat bertemunya banyak orang dari berbagai wilayah.
“Kami telah meminta setiap pedagang dan pengunjung untuk taat terhadap protokol kesehatan. Kalau saat ini, saya rasa semua orang telah memahami protokol kesehatan. Keluar rumah pakai masker, ke mana-mana wajib pakai masker, termasuk masing-masing supaya bisa mengatur jarak atau physical distancing,” jelasnya.
Ia menuturkan, kendala utama sejauh ini adalah menjaga disiplin dari masing-masing pribadi masyarakat.
“Setiap hari, petugas kami terus memantau di lapangan, mulai dari kepala pasar, kebersihan hingga juru pungut, harus selalu mengingatkan pedangan. Termasuk kami minta antar pedagang harus saling mengingatkan,” pungkasnya.
Baca Juga: Ganggu Akses Masyarakat, Satgas Desa Tertibkan Pedagang Bermobil