Sonora.ID - Sebelumnya viral Anggota Komisi VII DPR, Muhammad Nasir memarahi dan mengusir seorang Direktur Utama PT Indonesia Asahan Alumunium atau Inalum, Orias Petrus Moedak.
Atas dasar ini Mahkamah Kehormatan Dewan atau MKD akan berkirim surat kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.
Senada dengan Muhammad Nasir, Habiburokhman menilai bahwa sikap Orias Petrus Moedak tidak memiliki etika.
“MKD melihat Direktur PT Inalum ini tidak beretika dalam RDP Komisi VII dengan BUMN Pertambangan,” kata Habiburokhman di Jakarta, Jumat (3/7/2020).
Baca Juga: Wanita Ini Syok Usai Terima Tagihan Tambal Ban Senilai Rp 600 Ribu
Habiburokhman menyoroti etitude yang diterapkan oleh Orias saat RDP dengan DPR, Karena itu, MKD memutuskan untuk mengirimkan surat ke Menteri BUMN.
Sementara itu, sampai saat ini Erick Thohir tidak goyah dan tetap menetapkan kepercayaannya kepada Orias Petrus Moedak.
“Saya percaya pada Dirut Inalum yang sekarang, apalagi sudah punya Freeport dan Vale,” kata Menteri BUMN, Erick Thohir.
Baca Juga: Youtuber Ini Nikahi Model Cantik Bermahar Sendal Jepit & Air Putih
Erick mengaku tetap optimistis Orias Petrus Moedak bisa memperkuat bisnis perusahaan pertambanganmilik negara meski telah diusir oleh anggota DPR saat rapat.
Tidak hanya membela Orias secara terang-terangan, Erick Thohir bahkan menantang Dirurt Inalum tersebut untuk tidak cepat puas terhadap prestasi yang telah diberikan.
“Pak Orias yang lagi populer di berita itu, Saya bilang ke Pak Orias, kita ambil Freeport bukan hanya merah putih, tapi kita punya 51 persen saham,” ujar Erick Thohir pada Kamis (2/7/2020).
Menurutnya, setelah mendapatkan Freeport, ada tiga hal yang bisa dilakukan sebagai strategi utama.
Pertama, MIND ID atau Holding BUMN Tambang harus melakukan benchmarking terhadap Freeport. Dari meliputi struktur biaya hingga sumber daya manusia.
Baca Juga: Wisuda Secara Daring, Peserta Wisuda: Awalnya Ortu Kecewa, Tapi Sudah Menerima
Kedua, melakukan benchmarking dari sisi teknologi. Ketiga, melakukan benchmarking dari sisi pasar.
“Jadi, saya tidak mau pengambilalihan Freeport itu cuma merah putih saja, tetapi setelah itu, ya sudah. Hal ini yang kita sekarang push baik di Antam, Timah, maupun Bukit Asam,” ujarnya.
Erick menjelaskan, pihaknya ingin di PT Bukit Asam Tbk pengembangan gasifikasi batu bara terus dijalankan.
Tidak hanya menggunakan batu bara untuk memenuhi permintaan pasar di sektor energi listrik, Erick menginginkan batu bara juga dikembangkan hingga menjadi metanol ataupun Dimethyl Ether (DME).
“Cari saja partner yang baik, karena potensi daripada batu bara dari metanol dan DME perlu untuk dipertimbangkan ke depan,” ujarnya.
Baca Juga: Wagub DKI Ahmad Riza: Kami Belum Berani Mengeluarkan Kebijakan New Normal