Sesuai dengan Kebijakan Nasional Bidang Dalduk KB 2020-2024, bahwa program Bangga Kencana diarahkan untuk meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing, dan revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
Dua agenda tersebut, merupakan bagian dari 7 Agenda prioritas Pembangunan Nasional 2020-2024.
Kebijakan nasional tersebut sebagai upaya untuk menyongsong terwujudnya bonus demografi 2020-2030 dan Indonesia Emas 2045.
"Menurunnya laju pertumbuhan penduduk tersebut sebagai dampak pemerintah melaksanakan kebijakan penurunan angka kelahiran melalui program KB. Pada tahun 1970 angka kelahiran total atau total vertility rate mencapai 5,61. Jadi rata-rata setiap keluarga memiliki lebih bayak enam. Jatim saat itu 4,6 termasuk tinggi juga," ujarnya.
Namun demikian ia melanjutkan bahwa pada tahun 2019, angka kelahiran turun lebih dari 50 persen.
Baca Juga: Dinilai Gagal Atasi Pandemi, Pemkot Banjarmasin Tak Mau Sepenuhnya Disalahkan
Hal ini berdasarkan survei kinerja akuntabilitas program 2019.
Lebih lanjut Teguh mengatakan bahwa saat ini, berbagai daerah di Indonesia sedang menikmati bonus demografi.
Ditandai dengan melimpahnya jumlah penduduk usia produktif. Menjadi peluang, sekaligus ancaman.
"Kalau 67 persen penduduk usia produktif dalam kondisi yang berkualitas, maka ini menjadi peluang percepatan pembangunan dan laju pertumbuhan ekonomi. Tetapi, jika 67 persen penduduk usia 15-64 tahun ini pendidikannya rendah, nggak sehat, tidak ber-KB dan sakit-sakitan, bisa menjadi bencana," ungkapnya.
Baca Juga: Urusi Covid-19, Risma Mengeluh Capek hingga Berat Badan Turun