"Setelah ini, harapannya pesantren, koperasi, dan UMKM harus diberi akses dalam segala hal. Jangan hanya pelatihan tanpa diberi akses menjual, mendapat bahan baku, dan lainnya. Begitu juga kami (Pemda Provinsi Jabar) memberi peluang misalnya melalui program OPOP (One Pesantren One Product) dan OVOC (One Village One Company)," kata Kang Uu.
Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki menjelaskan bahwa Pelatihan SDM Koperasi dan UMKM dari Kementerian Koperasi dan UKM RI bertujuan meningkatkan kemampuan teknis dan manajerial pelaku koperasi dan UKM khususnya di bidang branding dan reaktualisasi koperasi pondok pesantren.
Pelatihan juga dilakukan dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional pada masa adaptasi kebiasaan baru. Adapun acara digelar berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota Tasikmalaya dan Dinas Kesehatan serta mendapat izin untuk melakukan kegiatan dengan protokol kesehatan.
Baca Juga: Wagub Jabar Tampung Aspirasi Pondok Pesantren se-Jabar Soal AKB
"Di saat pandemi (COVID-19) ini justru UMKM kita yang paling terdampak dari segi supply maupun demand. Ada alokasi sekitar Rp124 triliun untuk UMKM dan masih akan terus dievaluasi untuk program tambahan," ucap Teten.
"Program (pemerintah) terutama membantu masalah pembiayaan, di antaranya untuk pembayaran cicilan atau pembiayaan baru. Selain itu, pemerintah juga cari solusi lain dari sisi demand agar tidak terjadi kredit macet. Presiden sudah menginstruksikan untuk prioritaskan belanja produk UMKM, termasuk jasa," tuturnya.
Selain itu, lanjut Teten, pemerintah pusat telah menggelontorkan berbagai program bantuan sosial (bansos) untuk mendorong daya beli masyarakat.