Meski begitu, dirinya menjelaskan bahwa tidak semua UMKM di Indonesia terdampak pandemi COVID-19. Ada dua hal yang dimiliki UMKM yang mampu bertahan dan bahkan tumbuh, yakni pertama para pelaku yang sudah terhubung dengan marketplace online.
"Bulan lalu penjualan online naik 18 persen. (Faktor) kedua, yakni UMKM yang melakukan adaptasi dan inovasi bisnis sesuai permintaan baru (selama pandemi)," ujar Teten.
Menurut Wali Kota Tasikmalaya Budi Budiman, hampir 70 persen ekonomi Priangan Timur termasuk Tasikmalaya bergerak di bidang UMKM sehingga pelatihan dari Kementerian Koperasi dan UKM RI ini menjadi momentum untuk menghidupkan kembali ekonomi yang terdampak pandemi.
"Sembilan pelatihan yang disampaikan ini sangat bermanfaat agar koperasi dan UMKM di Tasikmalaya punya daya saing yang sangat kuat. Percuma permodalan saja tanpa kemampuan manajerial. Jadi (pelatihan) ini harus dimanfaatkan pegiat koperasi dan UMKM di Tasikmalaya," ucap Budi.
Agenda pembukaan Pelatihan SDM Koperasi dan UMKM ini digelar dengan protokol kesehatan, antara lain memakai masker atau face shield dan social distancing. Dalam acara ini, dilakukan juga penyematan dan penyerahan program strategis Kementerian Koperasi dan UKM RI, penyerahan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual, serta penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Turut hadir dalam acara ini antara lain Deputi Bidang Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM RI Arif Rahman Hakim, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo, Bupati Tasikmalaya Ade Sugianto, dan Forkopimda Tasikmalaya.