Pembunuhan Jamal Khasoggi
Pada Oktober 2018, MBS dicurigai sebagai otak dari pembunuhan atas Jamal Khashoggi, seorang jurnalis terkemuka dan kritikus pemerintah yang diasingkan.
Khashoggi juga pernah menjabat sebagai penasihat dan pembantu duta besar Saudi. Atas perintah MBS, para agen Saudi membujuk Khashoggi ke konsulat Saudi di Istanbul, Turki, tempat mereka menyiksa dan membunuhnya.
Peristiwa tersebut membuat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berang dan memimpin protes terhadap pembunuhan yang dilakukan di tanah Turki.
Baca Juga: Haji 2020 Dibatalkan, Pemerintah Dituduh Langgar Undang-Undang
Pembunuhan Khashoggi juga mengungdang keprihatinan internasional tentang kedaulatan negara dan hak asasi manusia. Meski keluarga kerajaan terus berkilah atas peristiwa itu, tetapi citra MBS di luar negeri telah ternoda.
MBS sekali lagi menahan sesama anggota keluarga kerajaan Saudi pada Maret 2020. Dikatakan bahwa penahanan dilakukan karena adanya penyelidikan atas dugaan pengkhianatan.
Para tahanan termasuk para pangeran yang dekat dengan tahta, termasuk saudara Raja Salman, Ahmad dan Muhammad ibn Nayif, mantan putra mahkota yang posisinya telah digantikan oleh MBS.
Baca Juga: Masih Kekeh Sebagai Jenderal NATO, Rangga Sasana Ajukan Penangguhan Penahanan