"Apalagi menjelang bulan September 2020," ungkapnya.
Faktor eksternal tadi, lanjut Herman Deru, misalnya asap kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Sumatera Selatan.
Menurut Herman Deru, bila hal itu dibiarkan terjadi, bisa dipastikan akan berdampak buruk terhadap citra provinsi Sumatera Selatan ke depannya.
"September ini tim FIFA datang, bersin terus gara-gara asap ini. Ngurungke gawe itu," ujarnya.
Baca Juga: Ini Potret 6 Stadion Utama Pilihan FIFA Untuk Piala Dunia U-20 2021
Herman Deru juga memberikan beberapa contoh lain yang bisa berimbas pada buruknya penilaian FIFA terhadap provinsi Sumatera Selatan.
"Kondisi yang tidak sehat, terjadinya kriminal pada saat mereka datang, terjadi kegiatan-kegiatan di luar kendali yang kita tidak prediksi, yang mengakibatkan cedera yang lama," ungkapnya.
Menurut Herman Deru, setiap pihak punya tanggung jawab untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi provinsi Sumatera Selatan.
Bila isu kriminalitas saja gak boleh, sambung Herman Deru, apalagi isu yang bersifat infrastruktur.
"Jalan berlubang, taman mati semua, air pam macet, pln berkedip-kedip. Misalnya ini," pungkasnya.
Baca Juga: Usai SEA Games, Kualifikasi Piala Dunia Menanti Timnas U-22