Tapi, untuk motif hingga PJU (Penerangan Jalan Umum) pedestrian, juga harus dilakukan penataan. Bahkan untuk tanamannya sendiri dipilihkan yang unik dan langka.
"Karena bu wali orang arsitek, jadi tidak hanya sekadar membangun pedestrian saja. PJU-nya, motifnya, juga disentuh sama bu wali. Kemudian tanamannya waktu itu bu wali juga minta yang langka-langka,” ungkapnya.
Erna mencontohkan, seperti pohon pule, jacaranda dan butea monosperma dahulu tidak ada orang menanam di kota. Sebab tumbuhan itu habitatnya ada di hutan atau luar negeri.
Nah, di beberapa titik lokasi pedestrian Surabaya, pohon-pohon itu tumbuh dengan subur. Termasuk pula bunga lampion yang menjadi ide gagasan dari Wali Kota Risma.
“Sebenarnya di hutan (bunga lampion) banyak, tapi kan untuk adaptasi ke kota agak susah, karena dia biasa di (iklim) dingin, antara 19–25 derajat,” ujarnya.
Baca Juga: Pertimbangkan Skala Pandemi, GIIAS Surabaya 2020 Resmi Batal
Menurut Erna, meski untuk perawatan bunga lampion ini mudah, namun tumbuhan ini biasa beradaptasi pada iklim dingin seperti di hutan. Nah, dengan mekarnya bunga lampion di pedestrian kota ini tentunya semakin menambah estetika kecantikan jalan.
“Karena memang bunganya (lampion) bagus, terus bu wali dulu juga minta pedestrian itu ditanam pohon yang langka-langka,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala Bidang RTH dan PJU Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) Surabaya, Hendri Setianto menjelaskan, bunga lampion ini memiliki batang yang keras seperti pohon jambu air. Dalam usia 4-5 tahun, biasanya tanaman ini sudah berbunga.
“Karena di Surabaya sangat jarang sekali ditemui makanya langka, dan bunganya itu dalam satu tahun mekar di bulan-bulan tertentu saja,” kata Hendri.
Menurutnya, bunga lampion ini saat mekar hanya dalam kurun waktu 10 hari. Nah, setelah itu bunganya akan rontok dan muncul lagi. Sedangkan untuk perawatannya sendiri terbilang cukup mudah. Yang terpenting adalah airnya cukup dan diberi pupuk agar tumbuh subur.
“Nanti kita cangkok, kita coba kembangkan,” pungkasnya.
Baca Juga: Menangis Hingga Lemas, Risma Tak Kuasa Lepas Kepergian Kepala DPA5 Surabaya