Selain itu, untuk mempercepat digitalisasi, pemerintah telah membentuk komite di Gedung SMESCO UKM Jakarta sebagai Center of Excellence yang bertujuan memfasilitasi para UMKM.
Bahkan, jajaran Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng pemerintah daerah membangun pusat layanan terpadu untuk pusat konsultasi bagi pelaku UMKM sehingga siap bersaing dengan pasar yang lebih luas.
“Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan, kami juga menyiapkan pusat-pusat konsultasi di SMESCO yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli di dalamnya sehingga dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya,” jelasnya.
Lebih lanjut, target pemerintah untuk menjadikan UMKM Go Online semakin banyak di tahun 2020 sepertinya akan segera terwujud.
Pasalnya, data Kemkominfo menyebutkan per Juli 2019 sudah terdapat lebih dari 9,6 juta pelaku usaha yang telah memanfaatkan Go Digital.
Baca Juga: Wagub Jabar Dukung Pelatihan Manajerial Koperasi dan UMKM Pesantren
Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM untuk bisa bersaing di luar sana.
Ketua Umum Komunitas Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI), Jarot Trisunu mengatakan sebelum bersaing di dunia digital pelaku usaha harus bisa menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan, salah satunya terkait pendanaan.
Menurutnya, pelaku usaha harus membaca peluang dengan rajin mencaritahu program-program yang ditawarkan pemerintah dan beberapa lembaga.
“Kita harus bisa mengalahkan diri sendiri dengan pro aktif mencari pendanaan atau program-program yang memang dikhususkan untuk UMKM,” ucap Jarot.
Ketika perencanaan usaha dan brand produk kita kuat di pasaran, maka secara otomatis brand produk tersebut pun akan tetap diminati konsumen ketika sudah Go Online.
“Dan ini bisa menambah target income daripada penjualan yang manual,” kata dia.
Baca Juga: Gugus Tugas: Meningkatkan Daya Beli Masyarakat dengan Mendorong UMKM