Gandeng Berbagai Pihak, Pemerintah Bentuk Sinergi dalam Digitalisasi UMKM di Tengah Pandemi

18 Juli 2020 15:00 WIB
Webinar Sonora Transformasi Digital UMKM Go Online
Webinar Sonora Transformasi Digital UMKM Go Online ( YouTube Sonora FM)

Sonora.ID - Tak bisa dipungkiri, dampak pandemi Covid-19 memukul kegiatan berbagai sektor di Indonesia, termasuk salah satunya adalah pelaku bisnis atau Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Pelaku UMKM yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian bangsa, harus terus melakukan inovasi agar bisa bertahan. Salah satunya adalah dengan segera melakukan transformasi ke arah digital agar proses bisnis bisa tetap berjalan di masa pandemi.

Hal ini diungkapkan dalam Webinar UMKM Series "Transformasi Digital UMKM Go Online" yang diselenggarakan oleh Radio Sonora Jakarta, Radio Sonora Semarang, Radio Smart Balikpapan, Radio Smart Makassar, dan Radio Smart Pekanbaru.

Webinar ini menghadirkan empat pembicara, yakni Deputi Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, Ketua Umum Komunitas Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI) Jarot Trisunu, Vice President (VP) CSR & SMEPP Pertamina Arya Dwi Paramita, dan Marketing Expert Yuswohadi.

Deputi Pengembangan SDM Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menyebutkan, transformasi digital sedang menjadi fokus utama di Kementerian Koperasi dan UKM, khususnya soal pemasaran dan akses permodalan.

Tak hanya bekerja sendiri, Kementerian Koperasi dan UKM juga berkerja sama dengan beberapa pihak untuk mendukung pelaku UMKM menerapkan Go Digital.

Baca Juga: Webinar UMKM Series: Transformasi Digital UMKM Go Online

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menjadi salah satu lembaga yang paling utama mendukung digitalisasi UMKM ini, hal ini karena peranannya dalam menyiapkan sarana dan pra sarana dalam mencipatkan digitalisasi.

Selain beberapa kementerian, lembaga, usaha dan perguruan tinggi dalam mensuport pelaku UMKM, Arif membeberkan pihaknya telah bersinergi dengan dunia usaha yang sudah lebih dahulu mengembangkan digitalisasi seperti market place misalnya.

“Kami bersinergi untuk membantu agar Usaha Mikro dan Usaha Kecil ini paling tidak di tahun 2020 ada 2 juta lagi yang bisa masuk ke dalam dunia digital, terutama pada pemasaran,” ucap Arif Rahman.

Dalam pengembangan SDM, Kementerian Koperasi dan UKM selalu melibatkan berbagai dunia usaha di dalamnya.

Hal ini bertujuan agar pelaku UMKM tak hanya mendapatkan pelatihan saja, tetapi juga bisa terjun langsung untuk masuk ke dalam komunitasnya.

Baca Juga: Bantu UMKM Binaan Dekranasda Sulsel, Pertamina Suntik Modal Rp3,7 M

Selain itu, untuk mempercepat digitalisasi, pemerintah telah membentuk komite di Gedung SMESCO UKM Jakarta sebagai Center of Excellence yang bertujuan memfasilitasi para UMKM.

Bahkan, jajaran Kementerian Koperasi dan UKM menggandeng pemerintah daerah membangun pusat layanan terpadu untuk pusat konsultasi bagi pelaku UMKM sehingga siap bersaing dengan pasar yang lebih luas.

“Setelah mendapatkan pelatihan dan pendampingan, kami juga menyiapkan pusat-pusat konsultasi di SMESCO yang terdiri dari tenaga-tenaga ahli di dalamnya sehingga dapat membantu pelaku UMKM dalam mengembangkan usahanya,” jelasnya.

Lebih lanjut, target pemerintah untuk menjadikan UMKM Go Online semakin banyak di tahun 2020 sepertinya akan segera terwujud.

Pasalnya, data Kemkominfo menyebutkan per Juli 2019 sudah terdapat lebih dari 9,6 juta pelaku usaha yang telah memanfaatkan Go Digital.

Baca Juga: Wagub Jabar Dukung Pelatihan Manajerial Koperasi dan UMKM Pesantren

Hal ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku UMKM untuk bisa bersaing di luar sana.

Ketua Umum Komunitas Ikatan UKM Bisnis Indonesia (IKUBI), Jarot Trisunu mengatakan sebelum bersaing di dunia digital pelaku usaha harus bisa menyiapkan segala keperluan yang dibutuhkan, salah satunya terkait pendanaan.

Menurutnya, pelaku usaha harus membaca peluang  dengan rajin mencaritahu program-program yang ditawarkan pemerintah dan beberapa lembaga.

“Kita harus bisa mengalahkan diri sendiri dengan pro aktif mencari pendanaan atau program-program yang memang dikhususkan untuk UMKM,” ucap Jarot.

Ketika perencanaan usaha dan brand produk kita kuat di pasaran, maka secara otomatis brand produk tersebut pun akan tetap diminati konsumen ketika sudah Go Online.

“Dan ini bisa menambah target income daripada penjualan yang manual,” kata dia.

Baca Juga: Gugus Tugas: Meningkatkan Daya Beli Masyarakat dengan Mendorong UMKM

Dalam dunia digital, Jarot mengakui bahwa literasi konten adalah hal utama yang paling dibutuhkan.

Sehingga menurutnya, pelaku usaha dituntut untuk memiliki pengetahuan dalam memasarkan produknya dengan baik dan menarik.

Senada dengan Jarot, Vice President (VP) CSR & SMEPP Pertamina, Arya Dwi Paramita mengatakan bahwa peran visual di era digital saat ini sangatlah penting.

Menurutnya, sisi promosi yang menggunakan visual menarik akan lebih mudah memikat masyarakat untuk membelinya.

“Konsumen itu pasti bakal klik produk dilihat dari visualnya dulu, baru dia akan mendalami ulasan pembeli lain,” ucap Arya.

Baca Juga: Sukseskan Gerakan Sejuta Masker, Pemkab Gowa Libatkan 114 UMKM Lokal

Dengan demikian, pihaknya berkomitmen membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan usahanya agar menjadi tangguh dan mandiri dengan pengetahuan literasi melalui Program Kemitraan Pertamina.

“Kami akan memberikan pelatihan untuk membuat konten produk yang lebih menarik dari mulai visual hingga naskahnya,” tutur dia.

Dari pelatihan-pelatihan yang diberikan ini, Arya berharap pelaku UMKM bisa lebih berani untuk mempromosikan produknya secara digital.

Baca Juga: Pemkot Bandung dan BEEC Siapkan Aplikasi untuk Hidupkan UMKM Kuliner

Disisi lain, seorang Marketing Expert, Yuswohadi menuturkan bahwa pelaku UMKM sekarang ini mau tidak mau harus bisa memasarkan produknya secara digital.

Apalagi, adanya perubahan perilaku konsumen yang mempengaruhi secara keseluruhan dunia bisnis.

Imbauan untuk tetap di rumah dan mejaga jarak membuat konsumen terpaksa harus berbelanja online.

Baca Juga: Kejar Target Investasi, DPMPTSP Palembang Optimalkan Edukasi ke Pelaku Usaha

“Ketika resto atau tempat usaha tidak bisa dine in maka mau tidak mau resto atau tempat usaha itu dipaksa untuk memiliki basis konsumen di digital,” kata Yuswohadi.

Menurutnya, jika pelaku usaha belum pernah melakukan kegiatan Go Online tersebut atau bahkan tak ingin beradaptasi dengan situasi sekarang, bisa saja usaha tersebut akan mati.

“Jadi bagusnya adalah terjadi migrasi yang besar konsumen ke digital itu berimplikasi pada pemain yang harus beralih ke digital pula. Kalau engga ada pandemi saya yakin bahwa tranformasi digitalisasi akan lambat terus, dan sekarang ini bagus karena dipaksa,” tutup Yuswohadi.

Webinar Sonora UMKM Series ini didukung oleh PT Pertamina (persero), serta melibatkan jaringan Radio Sonora Jakarta, Sonora Semarang, Smart Balikpapan, Smart Makassar, dan Smart Pekanbaru. 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm