Pengamat Sosial: Belajar Daring Kurang Memenuhi Kebutuhan Jiwa dan Raga Anak

27 Juli 2020 20:00 WIB
ilustrasi anak-anak sekolah
ilustrasi anak-anak sekolah ( Pixabay)

Palembang, Sonora.ID - Manusia tidak hanya membutuhkan pengetahuan yang mengasah otak saja atau knowledge, tapi juga membutuhkan kebutuhan jiwa, seperti bergaul dan berkomunikasi.

Pengamat Sosial, Joko Siswanto kepada Sonora (22/7/2020) mengatakan bahwa saat  pembelajaran daring kebutuhan jiwa seorang anak kurang terpenuhi, hal ini karena anak-anak tidak bisa bertemu dengan teman sekolahnya, karena pembelajaran dilakukan dari jarak jauh atau daring.

“Untuk perkembangan jiwa, jika anak selalu di rumah, sosialisasi dalam rangka manusia utuh menjadi terganggu, dirumah anak mengalami kendala psikologis karena tidak bisa berkomunikasi dengan yang lain, ketika sekolah tutup, dengan daring, ada kegiatan sebagian hilang seperti olahraga, dan bermain,”  ujarnya.

Baca Juga: Disdikbud Kalsel Ingatkan Kepsek Tak Terpaku Sistem Belajar Daring

Ia menambahkan dari sisi pertumbuhan secara normal, belajar daring kurang memenuhi, karena kebutuhan jiwa raga tidak bisa terpenuhi sepenuhnya.

“Daring semata-mata ditekankan pada aspek kognitifnya, intelegensinya, bukan pada persoalan jiwa atau psikologi, ini yang kurang, dalam upaya mengembangkan kepribadian anak,” imbuhnya.

Ia menambahkan bahwa kebutuhan manusia tidak hanya knowledge atau mengasah otak saja, tapi juga kebutuhan jiwa, seperti bergaul. Sebagai mahluk sosial memiliki keinginan berkumpul, berkomunkasi dengan sesama.

Baca Juga: Memperingati Hari Anak Nasional, Mari Ciptakan Suasana Bebas Stres Saat Sekolah Online di Masa Pandemi!

“Untuk perkembangan jiwa, jika anak selalu dirumah, sosialisasi sebagai manusia utuh menjadi terganggu. Anak dirumah akan mengalami kendala psikologi karena tidak bisa berkomunikasi dengan yang lain, ketika sekolah tutup, belajar dengan daring, ada kegiatan sebagian hilang seperti olahraga dan bermain,” imbuhnya.

Pihaknya mengatakan bahwa belajar dengan daring, anak akan kurang mendapatkan kebutuhan jiwa dan raga, karena daring semata-mata menekankan pada aspek kognitif dan intelegensi.

“Bukan persoalan jiwa atau psikologi, ini yang kurang dalam upaya mengembangkan kepribadian anak,” pukasnya.

Ia menambahkan persoalan lainnya adalah pada anak yang baru pertama kali sekolah, mereka belum memiliki teman, sehingga menimbulkan problem psikologi anak.

Baca Juga: Regrouping SD menjadi SMP, Disdik Makassar akan Survei Sekolah

“Harus ada forum, agar anak bisa saling bertegur sapa, silaturahmi dan saling berkenalan, kalau perlu, sehari masuk, sehari belajar di rumah diselang-selingi,” imbuhnya.

Ia mengatakan bahwa persoalan lain adalah banyak orang tua yang mengeluh karena kesibukannya harus mendampingi anak belajar daring, karena anak belum memahami teknologi.

“Memang banyak problema dan tantangan karena kondisi social ekonomi masyarakat yang tidak sama, beda kalau sudah mampu semua, pemerintah harus membuat kebijakan agar anak anak di desa, di pegunungan dibuka saja, seperti biasa, supaya bisa belajar dengan baik,“ pukasnya.

Ia menambahakan bahwa di era teknologi memang mau tidak mau belajar daring tidak bisa ditinggalkan, namun tetap harus dipikirkan kebutuhan anak tidak sekedar intelektual tapi juga kebutuhan berkomunikasi  juga perlu.

Baca Juga: DPRD Makassar Desak Pemkot Beri Solusi atas Nasib Ribuan Siswa yang Gagal PPDB 2020

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm