Dikatakan Dull, penggunaan autotune di lomba cipta lagu merupakan hal lumrah yang dilakukan oleh musisi.
“Masak iya ngasih suara kita yang pas-pasan. Paling ngga, juri tahulah, nada yang mau kita ambil ini nada apa. Jadi, biar tepat aja. Bukan masalah mau ngakalin kayak gitu,” ujar pria yang berprofesi sebagai guru kesenian di SMP Xaverius 1 Kamboja tersebut.
Sebagai juara pertama, Dull diganjar dengan hadiah uang pembinaan sebesar 20 juta rupiah.
Dull menilai, hadiah yang didapatkan dari perlombaan tersebut sudah di atas rata-rata.
“Karena kan suka juga ikut-ikut lomba bikin lagu gitu. Kalau untuk apresiasinya segitu, sudah okelah. Sudah cukuplah untuk masa pandemi ini,” ungkapnya.
Menurut Dull, di masa pandemi ini, waktu untuk berkreasi dan berkarya jadi lebih banyak.
Baca Juga: Atlet Menembak Di Palembang Ditangkap Polisi, Lantaran Membawa 920 Peluru Tanpa Izin
Sebagai contoh, lanjut Dull, guru tidak lagi memberikan pengajaran di sekolah di tengah pandemi Covid-19.
“Terutama, kayak saya yang guru kan, gak ngajar di sekolah. Ngajarnya dari rumah lewat google, lewat aplikasi. Jadi, waktunya memang lebih panjang buat kosongnya,” ujarnya.
Dull memanfaatkan waktu luang tersebut dengan menciptakan lagu, menjalani kegiatan yang lain, dan berkumpul sama keluarga.
“Yang pasti, harusnya lebih enak untuk berkarya. Manfaatin waktu yang sudah ada,” pungkasnya.