Bandung, Sonora.ID - 'Gedung Sate Has Fallen' ungkapan itu mirip dengan sebuah judul film yang berjudul "London Has Fallen", sebuah film aksi laga Amerika Serikat tahun 2016.
Hanya saja dalam film itu Gedung Putih (White House) dikuasai sekelompok teroris, sedangkan "Gedung Sate Has Fallen" adalah dikarenakan kantor pusat pemerintah provinsi Jabar beserta seluruh fasilitas yang ada (museum, masjid dan kantin) terpaksa harus "dikosongkan" karena virus (Covid-19).
Dalam sebuah konfrensi pers yang berlangsung Kamis (30/7/2020) sore kemarin, Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jawa Barat (Jabar) sekaligus Sekretaris Daerah (Sekda) Jabar Setiawan Wangsaatmaja melaporkan, Pemerintah Provinsi Jabar memberlakukan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi seluruh ASN (Aparat Sipil Negara) terhitung dari Kamis (30/7/2020) hingga Jumat (14/8/2020).
Baca Juga: Calon Penumpang KA Kini Bisa Lakukan Rapid Test di Stasiun Bandung
Hal ini terkait dengan adanya temuan 40 karyawan di Gedung Sate atau Kantor Gubernur Jabar yang terkonfirmasi positif COVID-19 melalui uji usap (Swab Test) metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
Hasil temuan 40 kasus positif itu didapat dari tes yang digelar Gugus Tugas Jabar di Gedung Sate pada Senin (27/7/2020), terhadap PNS, non-PNS, dan para karyawan lain mulai dari petugas kebersihan hingga keamanan.
"Betul, di Gedung Sate telah ada yang terkonfirmasi positif (COVID-19) sebanyak 40 orang dan tersebar di beberapa biro," kata Setiawan.
"40 orang terkonfirmasi positif ini terdiri dari 17 orang PNS dan 23 orang non-PNS. Bicara non-PNS, artinya bahwa ini supporting staff mulai dari pengamanan, cleaning service, dan lainnya," tambahnya.
Baca Juga: Dunia Digital Wajib Dipahami oleh Seniman Bandung
Berdasarkan sebaran tempat tinggal, Setiawan menjelaskan, bahwa mayoritas dari 40 kasus positif ini tinggal di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung serta beberapa lainnya di Kota Cimahi dan daerah lain.
Sementara dari rentang usia, sebanyak 40 persen dari 40 kasus positif di Gedung Sate ini berusia 31-40 tahun.
Sebanyak 30 persen berada di rentang usia 20-30 tahun, serta sisanya menyebar di atas usia 50 tahun dan ada juga yang berusia 19 tahun.
Meski begitu, Setiawan tak menampik bahwa kasus positif COVID-19 di Gedung Sate menjadi pelajaran bagi pihaknya untuk terus meningkatkan kedisiplinan penerapan protokol kesehatan terutama di ruang tertutup.
Baca Juga: PT KAI Daop 2 Operasikan KA Mutiara Selatan pada 30 Juli dan 3 Agustus 2020
"Gedung Sate adalah tempat kerja yang telah memberlakukan secara ketat, Hanya 50 persen boleh diisi atau didatangi, lalu di luar (gedung) saat masuk ada disinfeksi untuk mobil atau motor, termasuk juga hand sanitizer dan tempat cuci tangan," ujar Setiawan.
"Maka protokol kesehatan ini harus tetap kita jaga, harus disiplin karena selepas dari kantor bisa saja berinteraksi di tempat umum. Ini menjadi hikmah bagi kita semua, bagaimana COVID-19 ini masih ada dan kita masih harus tetap waspada. Kewaspadaan ini nomor satu dalam rangka memutus penularan," tegasnya.
Saat ditanya mengenai potensi menjadi klaster perkantoran, Setiawan mengatakan bahwa pihaknya tidak mau terlalu dini memastikan kasus positif di Gedung Sate sebagai klaster perkantoran di Jabar.
"Ini belum dipastikan klaster perkantoran karena Gedung Sate saat AKB cukup terbuka aksesnya. Jadi, banyak yang memang melakukan studi banding, ada tamu-tamu, dan kami melihat polanya tersebar di beberapa biro dan beberapa biro juga memiliki hubungan kerja dengan pihak lain," ucap Setiawan.
Baca Juga: Peminat Rail Express Melonjak, PT KAI DAOP 2 Bandung Tingkatkan Pelayanan
Saat ini, Gugus Tugas Jabar telah meminta mereka untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Bagi yang tidak bisa melakukan isolasi mandiri, Setiawan berujar bahwa pihaknya memfasilitasi isolasi di Pusat Isolasi Mandiri di BPSDM Jabar, Kota Cimahi.