Dwi menambahkan survey ini mencakup 35 cekungan dari 128 cekungan yang ada di Indonesia.
“Dari 35 cekungan tersebut terdiri dari 6 producing basin, 7 discovery basin, 5 explored basin, dan sebanyak 17 lainnya merupakan cekungan baru atau unexplored basin yang belum pernah tersentuh sebelumnya”, ujar Dwi.
Diharapkan dengan banyaknya jumlah cekungan survey kelak akan menjadi potensi cadangan migas yang besar bagi Indonesia.
Baca Juga: Akibat Covid-19, SKK MIGAS Lakukan Penyesuaian Lifting Migas Nasional
“SKK Migas memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada seluruh tim yang terlibat atas kerjasama dan kolaborasi yang baik utamanya kepada Elsnusa selaku pelaksana kerja dan khususnya kepada kru kapal Elsa Regent yang telah berhasil melaksanakan tugas mulia ini”, kata Dwi.
Dwi menegaskan, meskipun saat ini industri hulu migas harus melakukan penyesuaian akibat rendahnya harga minyak dan turunnya demand, namun kegiatan eksplorasi tetap menjadi prioritas utama yang harus dilakukan.
“Di tengah menurunnya gairah investasi di Indonesia, kami justru menggenjot kegiatan-kegiatan investasi di hulu migas agar tetap dilaksanakan. Untuk mencapai visi produksi 1 juta BOPD di 2030, SKK Migas berkomitmen melaksanakan not business as usual dengan cara masif, agresif, namun tetap menjunjung nilai efisien. Karena keberhasilan kegiatan eksplorasi hari ini merupakan bekal bagi generasi berikutnya untuk dapat menikmati hasil migas Indonesia”, ungkapnya.
Baca Juga: Proyek Lapangan Bukit Tua Phase-3 On Stream, Kapasitas Produksi Gas Nasional Bertambah 31,5 MMSCFD