Sonora.ID - Pada masa pandemi ini, pemerintah mengimbau agar seluruh masyarakat bisa meminimalisir aktivitas di luar rumah.
Bahkan tidak sedikit yang melakukan karantina penuh di dalam rumah dalam waktu yang cenderung lama.
Karena terlalu banyak di rumah tersebut, banyak istri yang kemudian hamil tidak direncanakan, maka saat ini masing-masing keluarga diminta untuk menggunakan KB atau alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
Baca Juga: Hati-hati, Penggunaan Pil KB Bisa Tingkatkan Risiko Kematian Covid-19
Namun, pada prakteknya banyak keluarga atau pasangan suami istri yang sudah menggunakan KB namun kehamilan tetap terjadi.
Dokter sekaligus seksolog, dr. Boyke Dian Nugraha menyatakan bahwa hal itu memang mungkin terjadi karena setiap buatan manusia pasti ada faktor kegagalannya.
“Semua alat ciptaan manusia itu pasti ada faktor failure, faktor kegagalan. Untuk spiral, tiga dari 100 wanita yang menggunakan spiral hamil, untuk pil 1 dari 100 wanita itu juga bisa hamil. Sedangkan untuk KB suntik, itu juga sama, 1 dari 100 wanita hamil,” jelas dr. Boyke.
Baca Juga: Bicara Soal LGBT, dr. Boyke: Ada Faktor Hormonal yang Turut Memengaruhi
Artinya bahwa KB ini adalah upaya untuk mencegah kehamilan, tetapi karena adanya faktor kegagalan tersebut masih memungkinkan,
“Tapi masa sih dari 100 itu yang kena langsung istri Anda? Kayaknya sih ya nasib banget. Jangan pesimis, meski pun ada kegagalan tapi angka itu kecil sekali,” ungkapnya menambahkan.
Pihaknya juga menekankan bahwa memang KB Modern ini bisa digunakan untuk memberi jarak kehamilan atau mengatur kehamilan, sehingga sebuah kehamilan memang sesuai dengan rencana.
Dr. Boyke juga kembali menekankan bahwa keluarga dengan dua anak adalah cukup.
Baca Juga: Balikpapan Lampaui Target Provinsi Untuk Akseptor KB
“Dua anak sekarang cukup. Enggak usah banyak-banyak lagi, bukan karena apa-apa, tapi sekarang sudah makin sulit,” sambungnya.
Bagi dr. Boyke, masing-masing anak membutuhkan kedekatan yang imbang kepada orang tua, sehingga tubuh kembangnya menjadi baik dan optimal.
Sedangkan hal tersebu akan menjadi tantangan besar ketika sebuah keluarga terdiri dari banyak anak di dalamnya.
“Usahakan selesaikan reproduksi maksimal 35 tahun, setelah itu lakukan seks sebagai rekreasi,” tegasnya.
Baca Juga: Rekor MURI Pelayanan KB Sejuta Akseptor Serentak di Seluruh Indonesia