Ketegaran Sosok Perempuan Penjaga Parkir di Kota Banjarmasin

15 Agustus 2020 17:00 WIB
Yuliati, saat keluar rumah untuk menjalani profesi sehari-harinya sebagai juru parkir.
Yuliati, saat keluar rumah untuk menjalani profesi sehari-harinya sebagai juru parkir. ( Smartfm Banjarmasin / Jumahudin)

Banjarmasin, Sonora.ID - Profesi sebagai tukang parkir kebanyakan didominasi oleh kaum laki-laki.

Bukan tanpa alasan, profesi yang cukup menguras tenaga ini membutuhkan kekuatan dan kecakapan yang terlatih.

Namun siapa sangka, profesi ini juga digeluti oleh sebagian kaum wanita, kapan saja.

Yuliati salah satunya. Di balik sosoknya yang meneduhkan dan tampak tegar, perempuan 69 tahun ini ternyata menyimpan sejumlah kegetiran.

 

Rompi parkir yang dikenakannya tampak lusuh dan warnanya pun sudah memudar.

Bertopang tongkat berkelir hijau, Yuliati melangkah pelan ke arah mobil yang mulai beranjak dari tempat parkir. Di kawasan Jalan Niaga utara, Banjarmasin tengah.

Pelan namun pasti, Ia sukses mengarahkan mobil untuk terbebas dari kerumunan lalu-lalang kendaraan bermotor yang berjejal di kawasan pasar itu.

 

"Alhamdulillah. Terima kasih," ucapnya. Sembari memasukkan uang kertas ke dalam rompinya.

Perempuan berkerudung coklat itu pun kembali melangkah pelan. Kini menuju sebuah kios kecil. Tempat semula dia duduk. Berteduh dari teriknya matahari.

Tanpa mengenal hari libur. Profesi sebagai tukang parkir ini sudah dilakoninya selama dua tahun terakhir.

Sedari jam 7 pagi hingga jam 4 sore, puluhan ribu rupiah dikantonginya dalam sehari. Namun penghasilan itu, tidak murni dari hasil jaga parkir saja.

Selain berprofesi sebagai tukang parkir, ibu satu anak ini juga berjualan bensin. Dari satu liter bensin eceran yang dijualnya, dia mendapat untung Rp 500.

Kediaman Yuliati berada tidak jauh dari area parkir yang dijaganya. Jaraknya hanya sekitar 15 meter, tepat di belakang sebuah ruko. Diapit oleh sejumlah bangunan beton.

Baca Juga: Terakhir di Tahun 1970, Kalsel Kembali Jadi Tuan Rumah MTQ Nasional

Kediaman yang diwariskan orang tuanya sejak 50 tahun itu tampak tidak terurus. Atapnya bocor, lantai maupun dinding kayunya tampak compang-camping.

Di kediamannya itu Yuliati tidak tinggal sendirian. Ada sang kakak, Norhayati, 72 tahun.

Sudah tiga bulan sang kakak terbaring lemah di atas kasur. Setengah badannya dihantam stroke.

Maka segala apapun yang dibutuhkan oleh sang kakak, Yuliati lah yang memenuhinya.

Baca Juga: Disbudpar Banjarmasin Klaim Sudah Berikan SP 1 bagi Pub yang Diubah Jadi Diskotek

Termasuk ketika siang itu, sang kakak meminta Yuliati untuk membuatkan segelas teh hangat manis.

Sembari Yuliati membuatkan teh, Norhayati, dengan suaranya yang parau dan lemah meminta bantuan.

Menggantungkan harapan kepada pembaca. Semoga ada yang bersedia membawanya ke sebuah rumah sakit.

"Selama ini yang merawat saya hanya Yuliati. Kasihan dia. Dia juga sudah tua," ucapnya lirih.

Sebelumnya, Yuliati sudah beberapa kali membawa sang kakak ke rumah sakit untuk berobat. Namun, karena keterbatasan biaya membuatnya harus merawat sang kakak di rumah.

Baca Juga: Tekan Perkembangan Covid-19, Sekretariat DPRD Kalsel Lakukan Uji Swab Masif

"Meski rumah ini warisan orang tua saya, tapi tanahnya ini sewa. Per bulan Rp 300 ribu. Kalau ditotal dengan membayar listrik dan ledeng, saya memerlukan dana Rp500 ribu per bulan," ungkap Yuliati.

Uang dari hasil menjaga parkir dan untung dari berjualan bensin eceran itulah, yang setiap harinya disisihkan untuk ditabung. Kemudian digunakan untuk membayar sewa.

"Mudah bila ingin mendapatkan tempat yang layak dengan sewa Rp 500 ribu per bulan. Tapi, siapa yang nantinya menjaga kakak. Kalau di sini, saya bisa sambil memantau kesehatan kakak," tambahnya.

Di kediamannya, Yuliati selalu menyimpan roti. Dia menuturkan, sang kakak suka mengonsumsi roti apabila malam hari.

Baca Juga: Lelang Jabatan Diwarnai Isu Joki, Inspektorat Banjarmasin Turun Tangan

Agar sang kakak bisa lebih bertenaga, Yuliati juga kerap membuatkan susu. Dia juga menyimpan obat oles, untuk sang kakak.

"Dioleskan ke badan kakak, bila dia merasa sakit," ucapnya.

Lantas, apakah Yuliati juga tidak punya keluhan?

Tentu ada. Dia mengaku diserang asam urat. Hal itu pula yang membuatnya membutuhkan tongkat untuk berjalan.

Namun, jangan dikira Ia mengeluh. Dia justru tampak terlihat bersemangat dan ceria. Baginya, mengeluh justru membuat seseorang gampang patah semangat. Hingga dirundung berbagai macam penyakit.

"Apapun atau berapapun rezeki yang diterima. Syukuri. Insyaallah dicukupi dan berkah," pesannya.

Suka duka pun dilakoninya sebagai tukang parkir. Pernah suatu ketika, salah seorang pengendara dengan gampangnya meninggalkan kawasan parkir yang dijaganya. Tanpa membayar uang parkir.

Baca Juga: Uji Swab Besar-Besaran di Banjarmasin Dimulai, Suspek dan Probable Jadi Prioritas

Padahal saat itu, Yuliati memerlukan uang tambahan untuk membelikan obat sang kakak. Mengalami kejadian itu, dirinya mengaku hanya bisa mengelus dada.

"Tapi yang namanya rezeki memang tidak pernah tertukar. Keesokan harinya, saya diberi uang berlebih dari seseorang yang memarkirkan mobilnya," tuturnya.

Melihat kegetiran Yuliati, tentu muncul pertanyaan. Kemana keluarga Yuliati dan sang kakak, Norhayati? Keduanya mengaku ditinggal wafat sang suami dan masing-masing hanya memiliki seorang anak.

Keduanya pun juga bersepakat tidak ingin merepotkan sang anak yang kini sudah berkeluarga.

"Anak kami pun pun berkesusahan. Kami tidak ingin menambah beban mereka," tuntasnya.

Baca Juga: Masih Pandemi, Hari Jadi ke-70 Provinsi Kalsel Digelar Sederhana

PenulisJumahudin
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm