Banjarmasin, Sonora.ID – Pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak bulan Maret di Indonesia, termasuk di Kalimantan Selatan, tak ayal membuat perekonomian masyarakat menjadi terpuruk.
Sektor-sektor industri dan jasa merasakan dampak besarnya yang berujung pada PHK dan banyaknya karyawan yang harus dirumahkan.
Namun di tengah situasi tersebut, rupanya masih ada hikmah di balik pandemi yang masih ganas hingga saat ini.
Berkah justru dirasakan para pengrajin Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin, khususnya para penjahit yang rata-rata penyandang disabilitas rungu atau tuli.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Persentase PAD Banjarmasin Tertinggi se-Indonesia
Ditemui di showroom dan workshopnya di Jalan Perdagangan, HKSN, Banjarmasin Utara, Muhammad Aripin, Pendiri Rumah Kreatif dan Pintar Banjarmasin, mengungkapkan bahwa selama pandemi pihaknya justru menerima berkah.
“Omzet kita malah naik hingga tiga kali lipat,” tuturnya kepada Sonora.ID, Senin (17/08) siang.
Kenaikan keuntungan yang cukup besar itu karena adanya permintaan pembuatan masker kain, yang memang menjadi ‘primadona’ di tengah pandemi yang menyebabkan kelangkaan masker medis di pasaran.
Produksi masker kain yang dikerjakan para pengrajinnya, diakui Aripin meningkat signifikan dibandingkan hari biasa.
Baca Juga: Sempat Diusung Golkar, Haris Gaet Ilham Kantongi Dukungan Gerindra
Meskipun pada awalnya masker-masker kain hanya diproduksi untuk kalangan sendiri, yang dibagikan kepada masyarakat sekitar, jurnalis, dan para tamu yang berkunjung ke showroom.
“Awalnya kita tidak menjual, sampai sekarang pun bukan menjual sebenarnya, tapi kami bagikan gratis,” jelas pria yang pernah menjadi guru di salah satu SMK swasta di Banjarmasin.
Orderan masuk setelah ada instansi pemerintahan yang meminta dibuatkan masker dalam jumlah besar, untuk dibagikan lagi kepada masyarakat oleh pihak tersebut.
Pihaknya menurut Aripin tidak menjual masker per potong atau secara komersial, namun hanya meminta penggantian biaya pembelian kain dan jasa jahit.
Keuntungannya tentu saja dibagikan kepada para pengrajin secara proporsional dan ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
Peningkatan omzet yang berdampak pada peningkatan pendapatan selama pandemi, diakui Nana, salah satu kader binaan Aripin yang juga menjadi koordinator penjahit.
Dengan bahasa isyarat yang dibantu diterjemahkan oleh Aripin, Nana membenarkan pendapatannya meningkat beberapa waktu terakhir.
Ibu tiga anak ini mengaku bersyukur jika selama hal tersebut sangat membantu meningkatkan perekonomian keluarga, terutama untuk biaya pendidikan anak-anaknya.
“Alhamdulillah permintaan meningkat dan rezeki bertambah,” tuturnya seperti yang diterjemahkan oleh Aripin.
Nana yang merupakan penyandang disabilitas rungu atau tuli, mengakui ada hikmah di balik pandemi yang terjadi beberapa bulan terakhir.
Apalagi ada pekerjaan yang terus mengalir, yang dapat digunakan sebagai tambahan penghasilan bagi keluarganya.
Baca Juga: Gelar Talkshow Virtual, Dispersip Kalsel Kreatif di Tengah Pandemi