Sementara itu Onesimus Patiung, Kepala Sub Kelompok Kerja Sumatera Selatan, Kedeputian bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan, Badan Restorasi Gambut mengatakan bahwa lahan gambut yang ada di Sumsel berjumlah 1,2 juta hektar atau 10 % dari total luas lahan gambut di Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di tahun 2015 dan 2019 sangat berpengaruh luas dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
“Tahun 2020 ini kita berharap bisa dikurangi. Informasi terakhir ada 8 kabupaten yang terjadi kebakaran, namun bukan kebakaran gambut tapi di tanah mineral, tapi kalau dibiarkan bisa berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga: Memasuki Puncak Kemarau, BMKG Imbau Masyarakat Kurangi Aktivitas Pembakaran Lahan
Ia mengatakan Badan Restorasi Gambut (BRG) sudah melakukan upaya upaya bersama pemerintah daerah dengan membangun sekat kanal sebanyak 826 unit dan sumur bor sebanyak 331 unit, revegitasi 320 hektar lahan gambut, dan revitalisasi ekonomi sebanyak 100 unit.
“Ini bentuk keseriusan BRG dalam usaha mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut,” ujarnya.
Ia menambahkan 1,2 juta lahan gambut yang ada banyak mengalami penurunan dan penyusutan, revitalisasi ekonomi banyak pada peningkatan ternak dan meningkatkan protein masyarakat Sumsel. Dalam merevegitasi lahan gambut memerlukan peran pemerintah dan masyarakat.
“Ada tim revegitasi yang diiisi orang orang professional dibidangnya , banyak pihak yang terlibat baik pemilik konsesi dan masyarakat peduli api,” imbuhnya.
Baca Juga: Tahun Depan, Petani Kalsel Gunakan Alsintan untuk Antisipasi Karhutla