Palembang, Sonora.ID - Dalam upaya mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan bekerja sama dengan semua pihak untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan dan lahan gambut.
Dalam talkshow melalui media daring (19/8/2020) Plh. Kepala Bidang Pengendalian Kerusakan & Pemeliharaan Lingkungan Hidup, Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan Benni Yusnandarsya, ST, MSc mengatakan bahwa untuk mencegah kebakaran lahan gambut pihaknya melakukan pembasahan sekat kanal dan sumur bor.
“Ada 544 sekat kanal yang tersebar, tahun 2019 telah dibangun 244 sekat kanal jadi total ada 768 sekat kanal tersebar di Sumsel, untuk membasahi lahan gambut,” ujarnya.
Ia menambahkan meskipun secara teknis sudah dilakukan antisipasi, namun kebakaran hutan dan lahan gambut bisa juga disebabkan oleh factor non teknis, antara lain petani yang membuka lahan dengan cara membakar.
Baca Juga: BNPB Mendatangkan Chinook dan Black Hawk Tangani Karhutla
“Tahun 2020 kami berencana akan membangun 52 unit sekat kanal lagi, lebih sedikit karena bencana pandemi,” imbuhnya.
Ia mengatakan selain sekat kanal pihaknya juga melakukan patroli udara untuk melakukan pemantauan.
“Tanggal 17 agustus kemarin saat upacara kemerdekaan, tim kami tetap patroli dan melakukan water bombing, meskipun tahun ini kemarau basah, kami tetap patroli tiap hari di udara,” pukasnya.
Selain sekat kanal pihaknya juga memberi bantuan keuangan kepada masyarakat yang terdampak, bantuan berupa kegiatan bermanfaat yang akan dinilai oleh tim dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Curah Hujan Minim, BMKG Imbau Masyarakat Kalbar Waspada Karhutla
Sementara itu Onesimus Patiung, Kepala Sub Kelompok Kerja Sumatera Selatan, Kedeputian bidang Konstruksi, Operasi dan Pemeliharaan, Badan Restorasi Gambut mengatakan bahwa lahan gambut yang ada di Sumsel berjumlah 1,2 juta hektar atau 10 % dari total luas lahan gambut di Indonesia. Kebakaran hutan dan lahan gambut yang terjadi di tahun 2015 dan 2019 sangat berpengaruh luas dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
“Tahun 2020 ini kita berharap bisa dikurangi. Informasi terakhir ada 8 kabupaten yang terjadi kebakaran, namun bukan kebakaran gambut tapi di tanah mineral, tapi kalau dibiarkan bisa berbahaya,” ujarnya.
Baca Juga: Memasuki Puncak Kemarau, BMKG Imbau Masyarakat Kurangi Aktivitas Pembakaran Lahan
Ia mengatakan Badan Restorasi Gambut (BRG) sudah melakukan upaya upaya bersama pemerintah daerah dengan membangun sekat kanal sebanyak 826 unit dan sumur bor sebanyak 331 unit, revegitasi 320 hektar lahan gambut, dan revitalisasi ekonomi sebanyak 100 unit.
“Ini bentuk keseriusan BRG dalam usaha mencegah kebakaran hutan dan lahan gambut,” ujarnya.
Ia menambahkan 1,2 juta lahan gambut yang ada banyak mengalami penurunan dan penyusutan, revitalisasi ekonomi banyak pada peningkatan ternak dan meningkatkan protein masyarakat Sumsel. Dalam merevegitasi lahan gambut memerlukan peran pemerintah dan masyarakat.
“Ada tim revegitasi yang diiisi orang orang professional dibidangnya , banyak pihak yang terlibat baik pemilik konsesi dan masyarakat peduli api,” imbuhnya.
Baca Juga: Tahun Depan, Petani Kalsel Gunakan Alsintan untuk Antisipasi Karhutla