Palembang, Sonora.ID – Dinas Pendidikan Sumatera Selatan bakal menerima bantuan masker sebanyak 1.000 pcs dari Pemerintah Pusat.
Hal ini diungkapkan, Kepala Dinas Pendidikan Sumatra Selatan (Kadisdik Sumsel) Riza Pahlevi, Selasa (18/08) kemarin.
Ia mengatakan, bantuan masker sebanyak 1.000 pcs tersebut bakal disalurkan ke 15 SMK negeri maupun swasta se-Sumsel.
Baca Juga: Kasus Corona di DKI Melonjak, Anies Berencana Pasang Masker di Patung Jenderal Sudirman
“Langkahnya (tidak terjadi penularan) dengan wajib masker dan protokol kesehatan Covid-19. Makanya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan membagikan 1 juta masker ke 34 provinsi termasuk Sumsel,” jelasnya.
Adapun 15 SMK di Sumsel yang menerima bantuan 1000 masker dari Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud diantaranya SMK PGRI Lahat, SMK Gajah Mada Palembang, SMK PGRI 1 Prabumulih, SMK Muhammadiyah 1 Palembang, SMK Taqwa Belitang, SMKN Sumsel, SMKN 2 Palembang, SMKN 3 Palembang, SMKN 4 Palembang, SMKN 5 Palembang , SMKN 6 Palembang, SMKN 1 Sekayu, SMKN 1 Lahat, SMKN 1 Lubuk Linggau dan SMKN 1 Martapura.
Ia menjelaskan, dengan adanya kepedulian dari pemerintah pusat, Disdik berharap KBM tatap muka berjalan lancar.
Baca Juga: Pemprov DKI Berencana Pasangkan Masker di Patung Jenderal Sudirman
Dikarenakan sebelumnya pihaknya berencana akan melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka siswa/siswi Sekolah Menengah Kejuruan atau SMK di Sumsel.
“Di tunggu saja untuk teknis kedepannya akan kami bahas bisa jadi dibuat pershift agar tidak ada keramaian. Yang jelas ini (KBM tatap muka) sudah dalam bahasan, jadi ya mau tidak mau, yang terpenting penerapan protokol kesehatan akan dilakukan secara maksimal,” lanjutnya.
Riza menambahkan, sejauh ini persiapan penerapan KBM secara langsung baru sekadar wacana dan diharapkan segera terlaksana.
Baca Juga: Pemprov Jateng Sukseskan 'Gebrak Masker' dengan Beri Bantuan 10 Ribu Masker
KBM di SMK akan dilakukan dengan sistem tukar shift atau belajar bergilir.
“Pembelajaran di SMK lebih ke pembelajaran vokasi. Sehingga sistem tatap muka harus dilakukan di SMK. Karena pendidikan vokasi 70 Persen praktik dan sisanya teori,” katanya.
Maka dari itu, Riza menerangkan, bila siswa dan siswi SMK terus menerus melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ) secara menyeluruh, artinya kurikulum dan sistem ajar tidak dapat terlaksana secara maksimal.
“Jadi selanjutnya, akan ada belajar praktek yang diatur jadwalnya,” tutupnya.
Baca Juga: Nelayan Siau Gelar Upacara HUT RI Ke 75 Di Atas Perahu