"Usai pemilihan memang ada riak-riak kecil, tetapi tidak sampai benturan fisik. Saya pikir itu wajar, karena bagian dari ekspresi kecewa," kata Ahmad.
Ahmad menjelaskan, ia terpilih karena tingkat kesadaran masyarakat sangat luar biasa dalam hal toleransi hidup beragama.
Mereka yang beragama Katolik tidak pernah membedakan calon pemimpin dari agama lain. Merangkul lawan politik Ahmad menambahkan, meski dirinya seorang Muslim, komposisi aparat desa itu tetap didominasi warga Katolik.
Baik dari kubu lawan maupun pendukung politik , semua diberi ruang untuk membangun desa ke arah yang lebih baik.
"Saat saya dilantik, saya imbau kepada warga, kita ini urus negara, bukan agama. Kita harus kompak membangun Desa Compang Ndejing agar terus maju," kata Ahmad.
Baca Juga: Ramalan Cuaca Besok 22 Agustus 2020: Padang Hujan Petir, Jakarta Cerah