Jadi Kades di Desa Mayoritas Katolik, Jabur: Mulanya Tidak Mau Takut SARA, Saya Hanya Minoritas

22 Agustus 2020 11:00 WIB
Jadi Kades di Desa Mayoritas Katolik, Jabur: Mulanya Tidak Mau Takut SARA, Saya Hanya Minoritas
Jadi Kades di Desa Mayoritas Katolik, Jabur: Mulanya Tidak Mau Takut SARA, Saya Hanya Minoritas ( Kompas.com)

 

Sonora.ID - Indonesia adalah negara yang tinggi akan tingkat toleransi dan merupakan masyarakat modern yang mampu menerima perkembangan.

Bangsa Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang ramah tamah di mata orang luar negeri. Ternyata berbagai pernyataan tersebut bukanlah peribahasa semata.

Toleransi yang tinggi dan juga keramah tamahan masyarakat Indonesia memanglah nyata. Sang Mayoritas yang berani hidup berdampingan dan juga merangkul sosok Minoritas.

Hal tersebut menjadi sisi positif dari bangsa Indonesia sendiri. Contoh nyatanya adalah pria bernama Ahmad Jabur yang merupakan kaum minoritas di desanya.

Baca Juga: Bio Farma Segera Terima Pasokan 50 Juta Dosis Bulk Vaksin Covid-19 dari Sinovac

Jabur merupakan penganut agama islam atau yang lebih dikenal dengan istilah Muslim.

Usut punya usut Jabur tinggal di Kawasan Nusa Tenggara Timur dengan monyoritas kepercayaan penduduknya adalah umat Kritiani, Protestan dan Katholik.

Sosok Ahmad Jabur yang merupakan muslim rupanya adalah seorang Kepala Desa yang memimpin ratusan KK beragama Katholik.

Baca Juga: Pendakian Gunung Rinjani Sudah Dibuka Hari Ini! Wajib Booking Online dan Bawa Surat Bebas Covid-19!

Uniknya sosok Jabur ini tadinya tidak ingin mengikuti pemilihan kepla desa lantaran pesimis karena dirinya bagian dari minoritas.

Akan tetapi peran masyarakat pastor dan juga pemuka agama yang terus mendorongnya membuat, Jabur yakin mengemban tugasnya sebagai seorang Kades.

Ahmad mengatakan, salah satu yang membuatnya yakin untuk maju adalah dukungan dari kelompok basis gereja (KBG). Sekitar 7 kelompok doa di Dusun Purang Mese, Compang Ndejing, kompak dan komitmen mengusulkan dirinya maju sebagai calon kepala desa.

"Saya jadi termotivasi untuk maju. Saya pun meminta kepada panitia untuk meminta persyaratan. Setelah itu saya lengkapi berkas dan daftar," kata Ahmad.

Ahmad menuturkan, dalam perjalanan sebelum pemilihan, isu SARA dan agama begitu terasa di lingkungan masyarakat.  

Tetapi berkat komunitas doa dan pastor paroki, isu negatif itu mampu dipatahkan.  Pastor selalu menyampaikan bahwa agama bukan menjadi sebuah hambatan bagi seseorang untuk menjadi pemimpin.

Baca Juga: ASN DKI Jakarta Kini Sudah Boleh Mudik Dengan Menerapkan Protokol Kesehatan

Ahmad mengatakan, para pastor menjelaskan kepada umatnya bahwa pemimpin itu dinilai dari karakternya, bukan latar belakang agamanya. 

Sikap para pastor itu membuat Ahmad terus semangat dan optimistis memenangkan pemilihan. 

Toleransi yang tinggi dari warga Dusun Purang Mese, Compang Ndejing mengalahkan isu SARA yang biasanya gencar berkembang.

Ia mengalahkan 3 kompetitirnya yang merupakan warga Katolik. 

"Jika dilihat jumlah penduduk, secara logika memang saya tidak terpilih sebagai kepala desa. Saya unggul 82 suara dari 3 orang calon," tutur Ahmad.

Baca Juga: ASN DKI Jakarta Kini Sudah Boleh Mudik Dengan Menerapkan Protokol Kesehatan

"Usai pemilihan memang ada riak-riak kecil, tetapi tidak sampai benturan fisik. Saya pikir itu wajar, karena bagian dari ekspresi kecewa," kata Ahmad.

Ahmad menjelaskan, ia terpilih karena tingkat kesadaran masyarakat sangat luar biasa dalam hal toleransi hidup beragama.

Mereka yang beragama Katolik tidak pernah membedakan calon pemimpin dari agama lain. Merangkul lawan politik Ahmad menambahkan, meski dirinya seorang Muslim, komposisi aparat desa itu tetap didominasi warga Katolik.

Baik dari kubu lawan maupun pendukung politik , semua diberi ruang untuk membangun desa ke arah yang lebih baik. 

"Saat saya dilantik, saya imbau kepada warga, kita ini urus negara, bukan agama. Kita harus kompak membangun Desa Compang Ndejing agar terus maju," kata Ahmad.

Baca Juga: Ramalan Cuaca Besok 22 Agustus 2020: Padang Hujan Petir, Jakarta Cerah

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Muslim yang Jadi Kades di Wilayah Mayoritas Katolik "

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm