Banjarmasin, Sonora.ID - Musibah kebakaran di Kota Banjarmasin seolah-olah jadi langganan. Hampir tiap hari, ada saja kasus kebakaran yang rata-rata terjadi di pemukiman padat penduduk.
Penyebabnya pun beragam, mulai dari korsleting listrik hingga ledakan tabung gas LPG.
Setiap kebakaran yang melanda pun sering kali menimbulkan belasan bahkan puluhan Kepala Keluarga (KK) menjadi korban.
Kendati sebenarnya, bantuan sosial dari Pemerintah Kota Banjarmasin telah disiapkan untuk membantu korban yang tertimpa musibah.
Baca Juga: Mobil Minibus Tiba-Tiba Terbakar Depan SPBU, Warga Kota Makassar Panik
Pada tahun ini misalnya, anggaran sebesar Rp 1,2 M telah dialokasikan untuk membantu warga yang tertimpa musibah kebakaran selama tahun 2020.
"2020 anggarannya sampai Anggaran Belanja Tambahan (ABT) hampir Rp1,2 miliar. Baru terpakai Rp400 juta," ungkap Kepala Dinsos Banjarmasin, Iwan Restianto, usai penyerahan bantuan untuk korban kebakaran di Jalan Kelayan A, Banjarmasin Selatan.
Meskipun hingga saat ini, serapan anggaran untuk bantuan korban kebakaran di Dinsos diketahui masih rendah, yakni baru terserap sebesar Rp400 juta hingga Agustus 2020.
Iwan menjelaskan, alasan anggaran itu belum terserap hingga 50% dikarenakan musibah kebakaran yang terjadi tahun ini lebih sedikit dibanding 2019 lalu.
Sementara besaran anggarannya disamakan sebagai langkah antisipasi jika kasus kebakaran sebanyak tahun lalu.
Baca Juga: Cegah Covid-19, Gedung Balai Kota DKI Jakarta Disemprot Disinfektan
Sehingga, stok bantuan bagi korban kebakaran seperti sembako, perabotan dapur, pakaian, dan keperluan darurat lainnya untuk para korban pun hingga saat ini masih banyak tersedia di Dinsos.
"Masih banyak bantuan persediaan stok, karena anggaran 2020 mengacu pada 2019. Kebetulan di 2019 lalu banyak kebakaran. Bersyukur tak terlalu banyak terpakai tahun ini," imbuhnya.
Menurut Iwan, anggaran yang masih tersisa sekitar Rp 800 juta itu pun disiapkan untuk jaga-jaga jika kemungkinan terburuk ketika musibah kebakaran kembali melanda warga hingga Desember mendatang.
Baca Juga: Upaya Pemerintah dan BRG (Badan Restorasi Gambut) Mencegah Karhutla & Gambut
"Semoga tak habis. Kalau tak habis jadi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA). Tapi ini kan masih ada hingga Desember," harap Iwan.
Anggaran untuk bantuan korban kebakaran ini diistilahkan seperti ‘buah simalakama’.
Dinsos serba salah menganggarkannya, di mana jika anggaran dipangkas justru dikhawatirkan kasus kebakaran mengalami peningkatan.
Seperti halnya kejadian pada 2019 lalu, yang saat itu kejadian kebakaran di Banjarmasin angkanya cukup tinggi.
Sementara anggaran yang tersedia tak mencukupi, hingga Pemko akhirnya kerepotan mencari ABT.
Begitu juga sebaliknya, ketika anggaran ditingkatkan namun kejadian kebakaran menurun tentunya bakal berpengaruh terhadap serapan anggaran yang disiapkan.
Baca Juga: Radio Sonora Salurkan Bantuan bagi Korban Kebakaran di Tambora, Jakarta Barat