Banjarmasin, Sonora.ID - Tak kalah mengkhawatirkan dengan penularan virus Corona, kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Banjarmasin juga mengalami peningkatan yang signifikan.
Tercatat sejak Januari - Agustus 2020, sudah ada 38 kasus dan dua orang yang meninggal dunia.
Sedangkan pada 2019 lalu, kasus yang berasal dari air liur nyamuk Aedes Aegypti hanya tercatat ada 38 kasus dan 1 orang meninggal dunia.
"Dari data itu terlihat peningkatan kasus. Sampai lewat setengah tahun ini aja sudah ada 38 kasus dan 2 orang meninggal," terang Machli Riyadi, Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin, kepada SMART FM Banjarmasin.
Baca Juga: Corona Belum Kelar, Kota Banjarmasin Alami Peningkatan Kasus DBD
Menurutnya, dua warga yang meninggal dunia akibat DBD adalah warga di Kelurahan Basirih dan Kuin Raya.
Kejadian itu juga telah ditindaklanjuti dengan fogging atau pengasapan di lokasi kejadian, termasuk di 38 titik kasus itu.
"Sudah kita lakukan fogging ke semua wilayah yang ditemukan kasus," tambah Machli.
Baca Juga: Gugus Tugas Covid-19: Masa Pancaroba, Sumut Hadapi Ancaman Penyakit DBD
Ia mengakui, bahwa memang fokus Pemerintah saat ini lebih menangani penularan Covid-19.
Namun bukan berarti pihaknya tidak memiliki strategi untuk menangani virus yang sudah menjadi langganan setiap tahunnya.
"Kita juga minta masyarakat terlibat melakukan pemberantasan sarang jentik nyamuk dengan menerapkan 3M plus," imbuhnya.
Baca Juga: Selain Covid-19, DBD Masih Menjadi Ancaman Utama di Kota Semarang
Terakhir Machli mengimbau kepada masyarakat yang menemui gejala-gejala awal DBD, untuk langsung dibawa ke layanan kesehatan agar bisa mendapatkan pertolongan pertama.
Mengingat jika terlambat ditangani, virus yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya itu bisa berujung pada kematian.
"Kebanyakan menyerang anak-anak. Jika temui gejala seperti demam tinggi harus segera dibawa ke Puskesmas atau RS. Kalau terlambat bisa menyebabkan kematian," pungkasnya.
Baca Juga: Dinkes Sumsel: Virus Dengue Penyebab DBD Miliki Beberapa Keunikan