Selain itu, agar masyarakat tidak melakukan pengkultusan terhadap keris. Pasalnya, pembuatan keris membutuhkan Teknik tingkat tinggi untuk menghasilkan pusaka yang memiliki pamor (gurat logam) dan dapur (kenampakan) yang khas.
“Bayangkan saja, sejak abad 14 samapi sekarang masih utuh. Nah saya ingin itu (keris) menjadi koleksi untuk dapat dipelajari, tidak hanya tersimpan di lemari milik saya,” ungkap Ade.
Tak hanya itu, salah satu keris yang dihibahkan ke Museum Ronggowarsito ternyata telah memiliki sertifikat dari Museum Keris Taman Mini Indonesia Indah.
Pada sertifikat tertulis keris tersebut memiliki dapur jalak, dengan pamor beras wutah. Untuk dimensinya terhitung 146 gram dengan panjang 40,2 cm.
Baca Juga: Ringankan Beban di Masa Pandemi, Baznas Jatim Kirim Beasiswa untuk 1.000 Siswa