Oleh karena itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat Sumsel untuk tidak lengah serta menghindarkan aktifitas penggunaan api untuk kepentingan, yang akhirnya beresiko menyebabkan karhutla.
“Kami harap masyarakat bisa ikut berperan mendukung upaya pemerintah dalam mengantisipasi karhutla, karena mencegah lebih baik daripada memadamkan,” tuturnya.
Syafrul mencatat, berdasarkan update data per-1 Januari sampai 25 Agustus 2020, kasus kebakaran di area perhutanan Sumsel berada di kisaran 28 persen.
Baca Juga: Kota Makassar Mulai Masuki Puncak Kemarau, Waspada Kebakaran
“Untuk di kawasan perhutanan ini yang paling besar kasus kebakarannya berada di hutan produksi yang berada di kisaran 66 persen, sedangkan hutan lindung 13 persen. Sehingga untuk kawasan suaka margasatwa dan taman nasional relatif kecil dibanding hutan produksi,” katanya.
Sedangkan untuk area non-hutan (luar kawasan hutan) seperti perkebunan dan pertanian, kasus kebakarannya berada di kisaran 72 persen.
Baca Juga: Warga Di Desa Ban Karangasem Bali Mulai Kekurangan Air Bersih