Palembang, Sonora.ID - Meski tengah mengalami masa-masa puncak musim kemarau, rentang Hari Tanpa Hujan (HTH) di wilayah Sumatera Selatan masih berada pada 1 hingga 5 hari.
“Hari Tanpa Hujan (HTH) 1 – 5 hari dominan berada di wilayah Sumsel bagian barat dan timur yang masih dilanda hujan minimal satu pekan sekali, kondisi seperti ini terbilang pendek dan aman,” ungkap Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Klas I Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo,” Rabu (02/09) kemarin.
Meskipun demikian, lanjut Nandang, di wilayah Sumsel bagian tengah lamanya HTH tercatat hingga 10 hari.
Baca Juga: Pemko Banjarbaru Bangun Kembali Rumah Korban Kebakaran Cempaka
“Daerah yang mengalami kondisi ini seperti Kabupaten Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Lahat, Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir,” katanya.
Dengan adanya situasi ini tentunya akan berdampak pada curah hujan yang cendrung lebih sedikit dan membuat jumlah titik panas saat ini meningkat, sehingga berpotensi menyebabkan kebakaran hutan dan lahan yang meluas.
“Titik panas dominan terpantau di sebagian Muara Enim, PALI, Lahat, OKU, OKI, Ogan Ilir dan Banyuasin,” tambahnya.
Baca Juga: Bakal Calon Boleh Datang Mendaftar, Asal Bawa Surat Hasil Uji Swab
Berdasarkan data BPBD Sumsel sejak 1 Januari hingga 28 Agustus 2020, setidaknya sudah terjadi 523 kali peristiwa kebakaran hutan, kebun dan lahan dengan total lahan terbakar mencapai 95 hektar.
Sedangkan 46 hektar di antaranya terbakar di Kabupaten Banyuasin dan 41 hektar di Ogan Ilir, selebihnya terbakar di Muara Enim, Musi Banyuasin dan Palembang.
Sementara itu, Kepala Seksi Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Dinas Kehutanan (Dishut) Sumsel Syafrul Yunardy menjelaskan, tingginya kasus kebakaran lahan di Sumsel masih dipicu oleh aktifitas manusia, seperti membuang puntung rokok dan lupa mematikan api unggun.
“Sedangkan untuk pemacunya, kebakaran lahan di Sumsel diakibatkan oleh kelembaban dan curah hujan yang rendah, sehingga komoditas air di lahan gambut tergolong minim, dan mengakibatkan potensi kebakaran rentan terjadi,” jelas Syafrul.
Oleh karena itu, sebagai langkah antisipasi terjadinya karhutla, lanjut Syafrul, pihaknya mengandalkan Kelompok Pengelolaan Hutan (KPH) yang rutin melakukan pemantauan di 17 kabupaten/kota.
Baca Juga: Pemkot Kotamobagu Gelar Sosialisasi Perlindungan Anak di Tempat Hiburan Malam