Sonora.ID - Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance Faisal Basri menilai, selama akar masalah yaitu pandemi covid-19 tidak diselesaikan dengan baik, maka pemberian insentif kepada masyarakat pun tidak akan berefek kepada pemulihan ekonomi, sebab masyarakat cenderung untuk menyimpan dibandingkan membelanjakannya.
Hal tersebut disampaikan Faisal saat wawancara dengan Radio Smart Fm, Sabtu (5/9).
“Artinya sepanjang pandemi ini tidak dijinakkan, maka kalau masyarakat dikasih uang seperti yang dilakukan sekarang, seperti pekerja yang dapat 600 ribu mereka cenderung di tabung karna mereka berfikir pendapatan tambahan karna belum tentu saya dapat lagi, “ ujar Faisal.
Baca Juga: Usai Swab Massal, 117 Pegawai Pemkot Bandung Terbukti Positif Covid-19
Selain itu lanjut Faisal, negara-negara yang mampu mengendalikan pandemi dengan baik juga berkolerasi meningkatkan kepercayaan investor asing pada perekonomian negara.
Terlihat pertumbuhan indexnya positif seperti Korea dan China. Sementara negara-negara yang mengelola pandemi kurang baik maka indexnya pun merosot.
“ Investor juga akan menahan mau dikasih insentif apapun untuk pemulihan kalo covidnya masih liar seperti sekarang ,” ujar Faisal.
Faisal mengatakan, pemerintah hanya kuat dalam pembuatan strategi ekonomi sementara strategi penanganan virus tidak jelas.
Padahal sektor kesehatan merupakan awal terjadinya pelemahan ekonomi dunia.
“Kemudian juga kita lihat dalam penanganan virus, kita heavy di ekonominya misalnya strateginya jelas semua bahkan berlapis-lapis tapi strategi menangani virusnya tidak pernah jelas. Bagaimana strategi pengadaan testing, kemudian strategi contact tracing setidaknya kita butuh 200 ribu orang,” ujar Faisal.
Faisal berharap, pemerintah lebih fokus dan memprioritaskan penyelesaian pada sektor kesehatan terlebih dahulu, sebelum membenahi sektor perekonomian.
Baca Juga: Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci UMKM Tetap Survive di Tengah Pandemi