"Namun tidak berarti kondisinya sangat buruk, jarena kita melihat kalau kontraksi melihat kalau kontraksi lebih kecil, dan akan terjadi pemulihan di bidang konsumsi, investasi melalui dukungan belanja pemerintah," lanjut Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah berupaya untuk mempercepat belanja agar pemulihan tak hanya terjadi did bidang konsumsi dan investasi, namun juga kinerja ekspor Indonesia.
Sebab, pada Juli hingga Agustus ini terjadi perbaikan kinerja perekonomian di bidang ekspor.
"Karena satu bulan terakhir terjadi kenaikan kenaikan cukup baik, maka bisa berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal III lebih baik dibanding kuartal II yang kontrkasi cukup dalam 5,3 persen," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Foto Bugil Istri Kades di Muaro Jambi Beredar Karena Hp Hilang, Tak Dikenakan Sanksi Adat
Di sisi lain, dirinya juga menilai meski sempat mengalami kontraksi hingga 5,3 persen pada kuartal II lalu, kondisi perekonomian RI jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.
Sebab, banyak negara yang kondisi perekonomiannya mengalami kontraksi hingga 17 persen atau bahkan 20 persen.
"Kita berusaha. Jadi akselerasi belanja pemerintah, program pemulihan ekonomi terus dilaksanakan dan didorong sehingga konsumsi bertahap pulih, investasi pulih, ekspor didorong dengan meskin pertumbuhan konsumsi, investasi, ekspor dan belanja pemerintah, diharapkan performace kuartal III membaik, dan dijaga sampai kuartal IV," ujar Sri Mulyani.
Baca Juga: Warga Gorontalo yang Tak Pakai Masker Dapat Hukuman Baca Pancasila