Sri Mulyani Sebut Meski Indonesia Jatuh Ke Jurang Resesi, Tidak Berarti Kondisinya Sangat buruk

8 September 2020 16:31 WIB
Illustrasi Resesi
Illustrasi Resesi ( Freepict.com)

Sonora.ID - Akibat pandemi covid-19 yang berkepanjangan melanda Indonesia, kini ibu petiwi terancam masuk ke jurang resesi.

Hal ini terjadi lantaran daya beli masyarakat kian melemah, selain itu roda perekonomian juga tersendat.

Indonesia saat ini dihadapkan pada dua permasalahan sekaligus pada saat pandemi corona melanda Indonesia.

Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani juga tidak menampik kemungkinan Indonesia akan mengalami resesi pada kuartal III tahun ini.

Baca Juga: Setelah Kunjungan Lapangan, Menteri Edhy Prabowo Dikonfirmasi Positif Covid-19

Bendahara Negara itu memyebutkan, jika kondisi siklus roda perekonomian Indonesia masih sama maka pada kuartal III tahun ini akan minus 2 persen hingga 0 persen.

Artinya, bila perekomian RI kembali masuk di zona negatif, maka perekonomian RI bakal masuk ke dalam definisi resesi secara teknsi, yakni pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut.

Sebab pada kuartal II yang lalu, perekonomian RI terkontraksi cukup dalam, yakni sebesar -5,32 persen.

"Meski belanja pemerintah diakselerasi, konsumsi dan investasi belum masuk zona positif, karena aktivitas masyarakat sama sekali belum normal. Kalau kalau itu terjadi, secara teknis kuartal III ini kita masuk zona negatif, maka resesi terjadi," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Tumbuhkan Perekonomian Pemprov Kalsel Tetapkan Tiga Prioritas Anggaran

"Namun tidak berarti kondisinya sangat buruk, jarena kita melihat kalau kontraksi melihat kalau kontraksi lebih kecil, dan akan terjadi pemulihan di bidang konsumsi, investasi melalui dukungan belanja pemerintah," lanjut Sri Mulyani.

Sri Mulyani juga mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah berupaya untuk mempercepat belanja agar pemulihan tak hanya terjadi did bidang konsumsi dan investasi, namun juga kinerja ekspor Indonesia.

Sebab, pada Juli hingga Agustus ini terjadi perbaikan kinerja perekonomian di bidang ekspor.

"Karena satu bulan terakhir terjadi kenaikan kenaikan cukup baik, maka bisa berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal III lebih baik dibanding kuartal II yang kontrkasi cukup dalam 5,3 persen," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Foto Bugil Istri Kades di Muaro Jambi Beredar Karena Hp Hilang, Tak Dikenakan Sanksi Adat

Di sisi lain, dirinya juga menilai meski sempat mengalami kontraksi hingga 5,3 persen pada kuartal II lalu, kondisi perekonomian RI jauh lebih baik jika dibandingkan dengan negara lain di dunia.

Sebab, banyak negara yang kondisi perekonomiannya mengalami kontraksi hingga 17 persen atau bahkan 20 persen.

"Kita berusaha. Jadi akselerasi belanja pemerintah, program pemulihan ekonomi terus dilaksanakan dan didorong sehingga konsumsi bertahap pulih, investasi pulih, ekspor didorong dengan meskin pertumbuhan konsumsi, investasi, ekspor dan belanja pemerintah, diharapkan performace kuartal III membaik, dan dijaga sampai kuartal IV," ujar Sri Mulyani.

Baca Juga: Warga Gorontalo yang Tak Pakai Masker Dapat Hukuman Baca Pancasila

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sri Mulyani: Jika Resesi di Kuartal III Tak Berarti Kondisinya Sangat Buruk"

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm