"Ketika itu ada acara Dewan Pers di hotel. Sekarang Singgasana, kalau dulu Hotel Hilton ya. Ketika itu begitu selesai acara, saya antar beliau ke parkiran, mau pulang lebih cepat dari yang lain. Lalu kita berjalan, ngobrol," lanjut Etta.
"Bagaimana khabarnya mbak, anak, suami, gimana sehat?," kata Etta menirukan ucapan JO saat dalam perjalanan. "Itu di dalam perjalanan, dia bisa langsung ngomong," lanjutnya.
"Mbak, anda nggak punya kebutuhan yang mungkin bisa saya penuhi?," kata JO saat itu. "Oh, ndak Pak ndak Pak. Nanti kalo kalau saya butuh. Mungkin suami saya mau sekolah, waktu itu mau sekolah. Nanti saya akan ngomong ke Pak Jakob," sahut Etta saat itu.
Baca Juga: Kisah Inspirasi Kesuksesan Pendiri Kompas Gramedia, Jakob Oetama
"Iya, jangan segan-segan ya mbak ya, pokoknya setiap ada kebutuhan itu ngomong aja. Tidak boleh meminta bantuan ke orang lain, kamu datang ke saya," kata JO saat itu.
"Itu kata-kata itu sampai segitunya ya. Padahal dia yang punya koran. Justru dia yang ngasih kita gaji gitu lho maksudku," jelas Etta.
Ia melanjutkan bahwa sosok JO baginya adalah seorang Bapak sekaligus Guru yang memberikan kehidupan dan nilai-nilai Kompas.
Sosok yang rendah hati, tidak mengagungkan diri dan tidak egois. Bahkan lanjutnya, dalam mengkritik, menegur orang tidak harus dengan cara yang meledak-ledak.
Baca Juga: Jakob Oetama Meninggal Dunia, Sang Doktor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada
"Tetapi ada banyak cara yang halus tapi membuat orang itu langsung kena juga," ungkapnya.
"Kita pasti akan saling menguatkan, saling belajar. Bagaimana supaya perusahaan ini, Kompas dan seluruh unit usahanya bisa tetap berjalan dan berkembang melalui nilai nilai Kompas yang sudah ditanamkan oleh para pendiri. Dengan 22 ribu karyawan KG, doa dan dukungannya menjaga bersama perusahaan. Kita telah melewati 55 tahun Kompas, semoga ada 55 tahun lagi," pungkasnya
Selain Etta, dalam acara Radio Talkshow "Mengingat dan Mengenang JO" yang dipandu oleh Andre Komarudin ini juga diikuti oleh anggota FKD KG Jatim lainnya, seperti Lusi Astuti dari unit bisnis Dyandara Convention, dan Budiono dari Debindo Mitra Tama.
Baca Juga: Profil Jakob Oetama, Pendiri Kompas Gramedia yang Meninggal di Usia 88 Tahun