Manado, Sonora.ID - Unjuk rasa mahasiswa Papua menolak otonomi khusus jilid dua, di kota Manado diwarnai kericuhan.
Ratusan mahasiswa yang turun ke jalan, terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian yang berusaha mengamankan aksi pendemo yang tidak mengantongi rekomendasi kepolisian karena berlangsung di tengah pandemi covid-19.
Ratusan mahasiswa Papua yang awalnya berkumpul, di asrama mahasiswa Papua, asrama Cendrawasih, berbondong-bondong turun ke jalan untuk menuju kantor Gubernur Sulut.
Baca Juga: Tolak Ambulans Pengantar Jenazah Covid-19 Massa Rusak Mobil Ambulans dan Aniaya Supir
Sayangnya, aksi mereka dihadang aparat kepolisian yang sudah bersiaga sebelum aksi turun ke jalan, untuk mengantisipasi berkumpulnya massa dalam jumlah banyak.
Aksi dorong para mahasiswa dan aparat kepolisian tak terhindarkan, sejumlah pendemo berupaya melawan, namun berhasil ditangani kepolisian sehingga kericuhan tidak berlanjut.
“Para mahasiswa papua ingin menyampaikan aspirasinya, namun demikian kami (kepolisian) tidak menganjurkan hal ini dilaksanakan, karena terkait saat ini sedang pandemic covid-19, karena pemerintah menyampaikan untuk bisa menjaga jarak, penerapan protokol kesehatan dan walaupun terpaksa harus ditahan karena terjadi pengumpulan orang banyak, inilah salah satu upaya supaya tidak menjadi preseden buruk wilayah manado,” kata Kombes Pol Elvianus Laoli Kapolresta Manado, di dekat asrama Cendrawasih, di Bahu, Manado, Senin (21/9/2020).
Baca Juga: Empat Paslon Walikota dan Wakil Walikota Manado Serahkan Dokumen Perbaikan Ke KPUD Manado
Massa yang berhasil ditenangkan kepolisian, akhirnya melakukan negosiasi dengan perwakilan Pemerintah Provinsi Sulut dan Kepolisian, untuk menyampaikan aspirasi mereka terkait penolakan akan otonomi khusus jilid dua di Papua.
“Pemerintah belum mendapatkan bentuk formal dari aspirasi para mahasiswa Papua, namun kami (pemprov sulut) menangkap pesan, ada tuntutan menolak otsus dua, secara prinsip apapun aspirasi mereka, kami pemerintah daerah sebagai wakil pemerintah pusat di daerah akan menerima permintaan itu, permintaan untuk bertemu gubernur Sulawesi utara bisa saja, namun harus mengikuti protokol kesehatan, “ kata Steven Liow Kepala Kesbangpol Sulawesi Utara.
Mahasiswa yang melakukan demo pun akhirnya membubarkan diri di tengah pengawalan ketat kepolisian, yang masih terus berjaga di sekitar lokasi berlangsungnya aksi unjuk rasa.
Baca Juga: Operasi Yustisi Covid-19 Jaring Puluhan Warga Manado Tak Pakai Masker