Mengutip dari AFP, Torop mengungkapkan ia pernah mengalami pengalaman "kebangkitan" tatkala kehilangan pekerjaannya satu tahun sebelumnya.
Kemudian pada 1991, dia mendirikan sebuah sekte keagamaan yang dia namakan Gereja Perjanjian Terakhir, dengan pengikutnya berasal dari berbagai kalangan.
Para pengikutnya ada banyak dari berbagai kalangan, diantaranya musisi, dokter, guru, kolonel Tentara Merah era Uni Soviet, bahkan hingga ada yang datang dari Kuba, Jerman, hingga Australia.
“Saya bukan Tuhan. Dan adalah kesalahan untuk melihat Yesus sebagai Tuhan. Tapi aku adalah firman Tuhan yang hidup, sang ayah. Segala sesuatu yang Tuhan ingin katakan, dia katakan melalui saya,” kata Vissarion kepada Guardian pada 2002.
Baca Juga: Sebarkan Aliran Sesat, Pria Ini Mengaku Rasul dan Jual Kartu Surga ke Pengikut
Komunitasnya mencampurkan berbagai ritual yang diambil dari Kristen Ortodoks dengan dekrit lingkungan dan serangkaian aturan lainnya.
Pengikut mengenakan pakaian yang ketat dan menghitung tahun mulai dari 1961, tahun kelahiran Vissarion, sedangkan Natal telah diganti dengan hari raya pada 14 Januari, hari ulang tahunnya.
Di gerejanya, Torop menyatakan dia "menulis sekuel mengenai Alkitab", salah satunya menyebut seorang perempuan haruslah menjadi sosok lemah.
Pada dekade 1990-an, sejumlah pengikutnya ada yang tewas bunuh diri, dikarenakan sulitnya hidup di sana maupun kurangnya penanganan medis.
Baca Juga: Menghina Nabi Muhammad dan TNI-Polri, Selebaran Ini Masih Diselidiki