Hal tersebut diyakini mendorong perilaku individu maupun korporasi yang cenderung menyimpan uang dan meningkatkan aset dalam bentuk simpanan di Bank.
Di sisi lain, masih rendahnya serapan belanja Pemerintah seiring adanya refocusing anggaran termasuk pengurangan aktivitas pembangunan selama Pandemi COVID-19, turut mendorong tingginya simpanan milik pemerintah di Perbankan.
Sementara itu, pertumbuhan penyaluran kredit di Balikpapan melambat terutama dari penurunan kredit konsumsi dan kredit modal kerja.
Baca Juga: Hindari Antrian Panjang, Pemkot Balikpapan Imbau Masyarakat Bayar PBB Lewat Perbankan
Namun demikian, perlambatan tertahan oleh laju penyaluran kredit investasi yang masih tumbuh positif. Kredit konsumsi mengalami kontraksi sebesar -1,71%, sedangkan kredit modal kerja tumbuh melambat dari 25,36% (yoy) pada triwulan I-2020 menjadi sebesar 13,58% (yoy) pada triwulan II-2020.
Perlambatan kredit konsumsi didorong oleh penurunan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) masing-masing tumbuh negatif sebesar -4,62% (yoy) dan -11,22% (yoy).
Penurunan tersebut sejalan dengan pertumbuhan tahunan Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) yang pada triwulan II 2020 menurun menjadi -0,41% (yoy).
Baca Juga: Akibat Covid-19, Kredit Macet di Sumatera Utara Sudah Mencapai 3,7 Persen