Sonora.ID - Pandemi covid-19 membawa berbagai dampak ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Bahkan tak jarang banyak orang yang harus mengalami pemutusan hubungan kerja lantaran banyak perusahaan yang colabs.
Salah satu karyawan yang terpaksa harus dirumahkan lantaran perusahaannya tidak mampu lagi membayar karyawan adalah Josh.
Pria asal Jakarta Barat ini pun menjadi pengangguran lantaran dirumahkan oleh perusahaan tempatnya bekerja.
"Saya sendiri sebetulnya dirumahkan dari perusahaan saya," kata Josh.
Pria 30 tahun ini pun memutar otak dan memutuskan untuk memulai usaha berjualan tanaman hias.
Baca Juga: Berawal Iseng, Pemuda Ini Raum Omset Hingga Rp 40 Juta Perbulan dari Jualan Ikan Cupang
Josh bercerita, dia adalah pencinta tanaman, khususnya tanaman hias. Ia lalu mencoba menekuni hobinya itu untuk dijadikan bisnis.
Bersama dengan istrinya, Josh mulai memasarkan tanaman hias melalui akun Instagram @jualmonsterajakarta, sejak Juni 2020.
Tanaman yang dijual, mereka peroleh dari petani. Tak disangka, bisnis ini membuahkan hasil. Banyak konsumen yang tertarik untuk ikut mengoleksi tanaman hias, khususnya monstera. Hal inilah yang membuat ia fokus mengembangkan usahanya.
Selain monstera, pasangan ini juga menawarkan tanaman jenis lainnya. Laku 5-7 pohon dalam sehari Josh mengaku, dalam sehari dia bisa menjual 5-7 tanaman.
Konsumennya sudah tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca Juga: Kunci Penting Menjadi Seorang Enterpreneur: Harus Banyak Belajar
"Konsumen kami sudah sampai ke Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, NTT, sampai ke Papua," tutur dia Dari bisnis itu, pasangan ini bisa meraup pendapatan bersih rata-rata Rp 12 juta-Rp 15 juta dalam satu bulan.
Angka ini, menurut Josh, bisa mencapai 2-3 kali gajinya saat masih bekerja di perusahaan dulu.
"Ternyata bisa 2-3 kali lipat dari gaji saya di kantor bisa saya peroleh dari penjualan tanaman ini. Jadi akhirnya saya lebih fokus di sini," kata dia.
Deli mengaku, ia dan suaminya hanya melakukan promosi melalui Instagram. Pelanggan yang tertarik, biasanya langsung menghubungi lewat fitur direct message maupun kontak WhatsApp.
Selama tiga bulan beroperasi, toko daring milik suami-istri ini sudah diikuti oleh lebih dari 1.000 followers. Mereka mengaku, tidak melakukan endorse.
Konsumen yang datang, biasanya mengetahuinya lewat fitur pencarian di Instagram.
"Nama kami ada Monstera-nya. Jadi orang nyari Monstera, akun kami sudah di urutan paling atas," ucap Deli.
Baca Juga: CERI Surati Bareskrim, Kejagung dan BPKP terkait Tender TPPI Tuban