Pengumpulan data penerima kuota internet dilakukan secara ketat. Semua penerima bantuan kuota internet gratis telah melalui proses verifikasi dan validasi yang dilakukan oleh pihak kementerian dan operator seluler.
Proses pengumpulan data nomor ponsel dilakukan secara ketat untuk memastikan agar bantuan tepat sasaran.
Hasan juga mengatakan pihaknya berupaya maksimal mengurangi penyalahgunaan bantuan. Ia mengakui, dalam proses pengumpulan data itu pihaknya sempat menemukan sejumlah kasus kecurangan.
Baca Juga: Dinas Pendidikan Sumsel Respon Positif Usulan Kuota Gratis Untuk Guru
Salah satu kasus yang diungkap adalah penggunaan satu nomor ponsel yang didaftarkan oleh 100 penerima bantuan kuota internet.
”Kami sempat menemukan beberapa kasus yang menarik. Rata-rata orang Indonesia punya anak lima atau empat. Ada satu nomor yang diisi 100 orang anak. Itu kami drop tidak mungkin satu nomor untuk 100 orang anak,” ucap Hasan.
Ia memastikan nomor tersebut otomatis tidak diloloskan oleh Kemendikbud. ”Sampai sedetail itu kami memelototi nomor yang ada di Dapodik.
Untuk memastikan betul nanti kuota ini tidak disalahgunakan dan tepat sasaran peserta penerima kuota ini,” kata Hasan.
Hasan menjelaskan, biasanya para siswa menggunakan nomor ponsel milik orang tuanya, terutama siswa SD dan PAUD.
”Nomor itu bisa nomor orang tuanya. Kalau SD rata-rata nomor orangtua semua itu, karena mereka enggak punya nomor sendiri,” ungkap Hasan.
Baca Juga: Pengguna Internet Bertambah, Pakar: Masyarakat Sudah Sangat Akrab dengan Media Sosial