Semarang, Sonora.ID - Saat ini, setidaknya ada dua cara yang paling populer dalam mencari sekaligus melamar pekerjaan: online/digital dan konvensional.
Secara online, para pencari kerja bisa memanfaatkan berbagai situs pencari kerja, termasuk LinkedIn.
Caranya sangat sederhana. Buat akun dengan bermodalkan email, kemudian lengkapi profil sebaik mungkin. Selengkap-lengkapnya, seprofesional-profesionalnya.
Secara konvensional, cara yang digunakan juga beragam. Bisa datang langsung ke tiap perusahaan yang menyediakan proses walk in interview pada hari tertentu, mengirim CV dan/atau surat lamaran kerja ke alamat perusahaan dengan menggunakan jasa ekspedisi, bisa juga datang ke job fair (bursa kerja) yang biasanya diadakan oleh pihak pemerintah atau swasta.
Baca Juga: Polisi Selidiki Perusak Fasilitas Umum Saat Demo Omnibus Law di Makassar
Bahkan untuk job fair sendiri, beberapa tahun yang lalu sudah dilakukan secara online.
Namun ternyata, beberapa perekrut tidak benar-benar membaca secara detail informasi yang kamu berikan di dalam CV atau Curriculum Vitae. Jika ini yang terjadi, lalu seberapa efektifkah melamar dengan mengirimkan CV?
Seiring berjalannya teknologi, melamar kerja dengan mengirimkan CV menjadi cara yang konvensional bahkan cenderung tradisional.
Aplikasi online, atau bahkan bergabung di talent marketplace menjadi cara mendapatkan pekerjaan yang lebih modern, dan efektif.
Baca Juga: Bakamla Bagikan Bahan Pokok Kepada Masyarakat Pesisir yang Terdampak Covid-19
Sayangnya, CV mulai dianggap kurang akurat
Tidak hanya lowongan kerja palsu, saat ini informasi CV pun tidak sedikit yang kurang akurat. Bahkan, beberapa kandidat pun mulai melebih-lebihkan isi.
Tak hanya itu, dengan beberapa kandidat yang mulai sering menggunakan template CV, perekrut pun semakin merasa kurang dapat benar-benar melihat kualitas dan kepribadian kandidat melalui CV yang dikirimkan.
Perekrut tidak membaca isi CV dengan teliti
Begitu banyaknya pelamar kerja terkadang membuat perekrut tidak membaca isi CV dengan teliti.
Hanya sedikit membaca cepat, lalu jika dirasa kurang cocok maka kamu pun dieliminasi tanpa melalui proses tes sebelumnya.
Terlalu memakan waktu
Saat kamu hendak mengirimkan CV, baik yang pertama, atau bahkan memperbaiki tampilan dan informasinya.
Umumnya kamu akan menghabiskan waktu hingga hampir seharian. Tak berhenti sampai di situ, mengirimkan CV dan membuat cover letter untuk setiap perusahaan yang kamu lamar juga tidak kalah memakan waktu.
Coba ingat-ingat, pernahkah kamu menyediakan waktu khusus hingga seharian untuk melakukan ini semua?
Baca Juga: Dikritik Nikita Mirzani, Pendukung Puan Maharani Siapkan 100 Lawyer
Melamar dengan cara baru dapat membuat HRD terkesan
Tidak hanya isi CV, caramu melamar pekerjaan juga akan memberikan kesan yang berbeda kepada HRD.
Jika kamu menggunakan cara baru, bisa jadi perekrut akan menilai kamu sebagai seseorang yang cukup mengikuti perkembangan zaman, dan cukup paham teknologi.
Lalu, bagaimana cara efektif untuk mendapatkan pekerjaan?
Seiring berkembangnya teknologi dalam berbagai aspek juga memengaruhi pola seseorang dalam mendapatkan pekerjaan. Agar lebih mudah, beberapa cara pun diciptakan.
Salah satunya adalah dengan munculnya talent marketplace yang dapat memudahkan seseorang untuk mendapatkan pekerjaan hanya dengan sekali mendaftar.
Bahkan tidak tanggung-tanggung, kamu juga berpotensi untuk mendapatkan beragam tawaran kerja hanya dalam satu kali daftar.
Selain itu, dengan kecanggihan data science, bergabung di talent marketplace juga dapat memudahkan perusahan untuk menemukan kamu sebagai kandidat yang tepat.
Bahkan, dengan data yang sudah terverifikasi, kamu juga tidak perlu khawatir akan mendapatkan tawaran atau terjebak lowongan kerja palsu.
Nah, setelah kamu mengetahui beberapa alasan kenapa melamar dengan CV tidak lagi efektif, apakah kamu masih mau repot mencari pekerjaan dengan mengirimkan CV ke sana-kemari?
Baca Juga: Sekretaris DPRD Sulawesi Utara Positif Terpapar Covid-19