Di Indonesia sendiri, meskipun 86,3 persen angkatan kerja muda telah bekerja, namun Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) justru lebih dari separuh angkatan kerja muda, dengan persentase mencapai 72,8 persen atau setara dengan 5,13 juta penduduk.
Beberapa permasalahan yang banyak dialami oleh angkatan kerja usia muda diantaranya spesifikasi pekerjaan yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan, keahlian yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, serta kurangnya pengetahuan terhadap lowongn pekerjaan dan beberapa masalah lainnya.
Adanya pandemi Covid-19, sebut Emil, telah mempercepat penetrasi teknologi digital di Indonesia.
Penggunaan teknologi (otomatisasi) menjadi pilihan praktis korporasi untuk mencegah kebangkrutan. Resiko otomatisasi ini akan menggerus angkatan kerja muda karena pekerjaan mereka lebih mudah untuk diotomatisasikan.
Agar mampu bertahan terutama di era pandemi, lanjutnya, angkatan kerja muda ini dapat mencoba peluang bisnis baru atau pekerjaan sampingan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi misalnya bisnis online baik melalui marketplace ataupun media sosial lainnya.
“Apalagi selama pandemi ini aktivitas belanja online masyarakat meningkat sebesar 35,3 persen dan 46,9 persen generasi muda belanja online. Angkatan kerja muda juga bisa mencoba peluang di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebagai alternatif pekerjaan yang menjanjikan terutama di era pandemi ini,” kata Emil.