Di samping itu, akibat pandemi ini anak-anak tidak bisa sekolah dan harus belajar via daring dari rumahnya masing-masing. Ia menegaskan, teori apapun mengatakan bahwa tidak akan sempurna pembelajaran semacam itu, karena anak-anak itu butuh sentuhan supaya mereka semakin semangat dalam belajar, percaya diri dan berani dalam mengutarakan pendapatkan, sehingga memang belajar dengan tatap muka itu sangat penting.
“Saya tahu kondisi ini sangat berbeda dibanding kondisi sebelumnya, banyak ajakan dan hoax yang mungkin akan sangat mempengaruhi kita, makanya saya berharap mari kita hati-hati di dalam mengambil keputusan, karena apapun itu bisa berdampak pada kita, keluarga dan saudara-saudara kita yang ada di Surabaya,” imbuhnya.
Oleh karena itu, sekali lagi ia mengajak kepada seluruh warga Kota Surabaya untuk bersama-sama membantu menjaga kondusifitas Kota Surabaya dengan tidak mudah percaya kepada ajaka-ajakan atau hoax yang dapat mempengaruhi perilaku berkehidupan di Kota Surabaya.
Baca Juga: Nama Pejabat Jadi Tim Sukses Salah Satu Paslon, Pemkot Surabaya: Hoax
“Jangan sampai kita kisruh atau pun merusak hingga bisa mengganggu aktivitas dan pola pikir kita, karena tentunya kondisi ini tidak akan nyaman, sebab berpengaruh pada perasaan dan emosi kita,” tegasnya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini juga menjelaskan alasan menjaga kota ini selalu bersih, teratur dan rapi seperti saat ini. Bahkan, di tengah biaya yang sangat terbatas, ia terus mencoba membuat kota ini menjadi indah supaya seluruh warga Kota Surabaya aman, tenang, dan damai serta rukun.
“Mari kita jaga kota ini supaya selalu stabil dan aman seperti saat ini,” katanya.