Makassar, Sonora.ID - Neraca perdagangan Sulawesi Selatan kembali mencatat surplus bulanan di tengah pandemi Covid 19.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang September 2020 neraca perdagangan Sulsel mengalami surplus sebesar US$65,85 juta.
Hal itu lantaran total ekspor selama periode tersebut menyentuh US$110,57 juta dan impor sebesar US$44,72 juta.
"Ini sangat luar biasa. Baru sampai Agustus sudah mencapai US$ 241,71 juta. Ini melampaui torehan tahun sebelumnya, bahkan lima tahun terakhir," ujar Kepala BPS Sulsel, Yos Rudianayah dalam siaran pers melalui konten youtube belum lama ini.
Baca Juga: Sektor Pertanian menjadi Penopang Ekonomi dan Penyerap Tenagakerja Terbanyak
Secara keseluruhan, neraca perdagangan pada Januari-Agustus 2020 masih mengalami surplus sebesar US$ 241,71 juta. Posisi ini jauh lebih baik bila dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mengalami surplus US$59,97 juta.
"Selama tujuh bulan berturut-turut, Sulsel mengalami surplus. Tertinggi Agustus ini yang mencapai US$65,85 juta," jelasnya.
Dia menyebut pada Agustus 2020, eksport Sulsel mengalami peningkatan 6,28 persen. Komoditas yang diekspor yaitu nikel, garam, belerang dan kapur, biji-bijian berminyak dan tanaman obat, ikan, udang dan hewan air tidak bertulang belakang lainnya.
Sebagian besar eksport ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Australia, Amerika Serikat dan Korea Selatan.
"Nikel merupakan komoditas dengan nilai ekspor terbesar dari Sulsel, dengan nilai sebesar US$ 70,26 juta," jelasnya.
Baca Juga: Saat Pandemi, Nilai Tukar Petani di Sulsel Naik Jadi 0,85 Persen
Sedangkan nilai impor mengalami penurunan signifikan hingga 17,64 persen menjadi US$ 44,72 juta. Sejalan dengan itu, tercatat penurunan mencapai 61,04 persen jika dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Kelompok komoditas yang diimpor yaitu gula dan kembang gula, gandum, mesin pesawat mekanik, ampas/sisa industri makanan dan kapal laut.
"Sebagian besar impor pada Agustus 2020 didatangkan dari Australia, Kanada, Tiongkok, Argentina dan Thailand," tutupnya.