Semarang, Sonora.ID - Sebanyak 250 unit rumah tahan gempa dibangun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, pada tahun 2020. Bangunan yang disebut Rumah Sistem Panel Instan (Ruspin) merupakan hunian tahan gempa, sehingga bisa meminimalisasi kerawanan yang diakibatkan bencana alam.
Menurut Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperakim) Provinsi Jawa Tengah, Arief Djatmiko, Ruspin didesain sebagai bangunan yang tahan gempa hingga kekuatan sembilan skala richter (SR).
Arief menjelaskan, Ruspin memiliki dua sistem pengerjaan, yaitu Ruspin Pembangunan Baru Mandiri untuk warga miskin yang kekurangan rumah dan Ruspin Pembangunan Baru Terdampak Bencana untuk daerah rawan bencana.
Baca Juga: Tidak Hanya dari Semarang, Yuk Kenali Bandeng Presto Bagok Asal Aceh!
Menurutnya bangunan Ruspin memiliki konstruksi sederhana yakni hanya dengan dirakit dan memiliki nilai rigid yang sangat kuat. Hal ini berdasarkan pada teknologi Puslitbangkim yang menyatakan bangunan Ruspin bisa tahan gempa berkekuatan sembilan SR.
“Ruspin Pembangunan Baru Mandiri untuk warga miskin dibangun di 15 kabupaten,” katanya.
Kabupaten-kabupaten tersebut, di antaranya Purworejo, Wonosobo, Banjarnegara, Pemalang, Brebes, Blora, Rembang, Klaten, Sragen, Temanggung, Demak, Pati, Jepara, Kebumen, dan Grobogan. Program ini merupakan salah satu program Pemprov Jateng untuk mengurangi backlog rumah di Jateng. Backlog adalah selisih antara jumlah kebutuhan hunian dengan jumlah ketersediaan hunian yang ada.
Arief menyebut, program ini diarahkan pada dua hal. Pertama, untuk memenuhi kebutuhan rumah. Kedua, untuk memanfaatkan teknologi Ruspin pada kawasan bencana. Secara teknis, Ruspin ini merupakan produk Puslitbangkim Pekerjaan Umum yang baru saja diluncurkan. Pihaknya memilih Ruspin karena memiliki kepraktisan dan bisa dilakukan masyarakat secara umum.
Arief menuturkan program Ruspin di Jawa Tengah untuk warga miskin, karena memang pihaknya ingin memenuhi kebutuhan rumah untuk warga miskin.
Secara teknis, rumah ini mudah dikerjakan, sehingga tidak membutuhkan peralatan rumit, hanya alat sederhana. Masyarakat miskin bisa mengerjakannya secara gotong royong (komunitas) maupun sendiri.
Disperakim memilih dua pengerjaan Ruspin. Yaitu Ruspin untuk daerah rawan bencana, dan Ruspin untuk warga miskin yang kekurangan rumah (backlog). Untuk pengerjaan Ruspin di daerah rawan bencana baru dilakukan di Kabupaten Purworejo dengan jumlah 11 unit rumah. Saat ini, untuk pengerjaan di Purworejo di daerah rawan bencana ada yang sudah berdiri dan ada yang sedang dalam proses pengerjaan.